Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Empat Sambal Indonesia Masuk Daftar Saus Terbaik Versi Taste Atlas

Sambal terasi, sambal, pecel, dan sambal tomat mendapat pengakuan Taste Atlas sebagai saus terbaik di dunia.

23 Maret 2025 | 17.18 WIB

Sambal Terasi Segar Waroeng SS. Tempo/Pribadi Wicaksono
Perbesar
Sambal Terasi Segar Waroeng SS. Tempo/Pribadi Wicaksono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Taste Atlas, ensiklopedia rasa yang berisi hidangan tradisional dan restoran autentik dunia, membuat pemeringkatan saus terbaik di dunia pada 2025. Dari 50 saus, ada 4 sambal asal Indonesia yang masuk daftar, diantaranya sambal, sambal terasi, pecel, dan sambal tomat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Banyaknya saus khas Nusantara masuk pemeringkatan selaras dengan kegemaran sebagian besar masyarakat indonesia mengonsumsi makanan pedas. Hal itu membuat masyarakat Indonesia memiliki berbagai macam sambal. Berikut empat jenis sambal yang masuk daftar saus terbaik Taste Atlas 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Sambal Terasi

Dalam pemeringkatan, sambal terasi berada di posisi ke-26 dengan skor 4,4 setelah Mole Negro dari Meksiko. Sambal khas daerah Jawa Barat ini dibuat dari campuran cabai merah dan terasi sebagai bahan utama. Berbagai bahan lain juga ditambahkan ke dalam saus, seperti bawang putih, bawang merah, tomat, bawang bombai, air jeruk nipis, minyak, gula, serta garam. Sambal terasi biasanya digunakan sebagai pelengkap berbagai hidangan, misalnya saat makan ayam goreng, tahu goreng, tempe goreng, dan lainnya.

Melihat bahan dasarnya, sambal itu terbuat dari terasi. Terasi adalah bumbu yang dibuat dari fermentasi udang atau ikan, biasanya berbentuk seperti pasta dengan warna kemerahan atau kecoklatan. Warna kemerahan didapat dari pigmen alami udang, sedangkan warna kecokelatan dari pigmen ikan. Nama terasi berasal dari kata "terasih" artinya "suka". Pada abad ke-14 bahan olahan itu ditemukan, awalnya dijadikan upeti untuk kerajaan. Prabu Siliwangi yang menjadi raja sangat suka atau terasih dengan rebon yang sudah ditumbuk.

2. Sambal

Menurut Taste Atlas, sambal khas Indonesia, khususnya daerah Jawa, telah mendapatkan pengakuan dunia. Dalam ulasannya, ensiklopedia rasa itu mengatakan sajian ini terbuat dari cabai pedas dan garam, terkadang ditambah air jeruk nipis, bawang, gula, jahe, terasi, atau cuka. Secara tradisional, bumbu disiapkan dalam lumpang, dan memiliki ciri khas berupa konsistensi kental dengan cita rasa kuat serta tajam.

Sambal mudah ditemukan di berbagai pasar makanan Asia dan toko internasional seluruh dunia. Bumbu tersebut biasanya digunakan dalam berbagai hidangan Asia, umumnya ditambahkan untuk menambah rasa pedas, penyedap, atau pelengkap makanan yang disajikan bersama daging, makanan laut, sayuran, atau nasi. Di daftar perusahaan panduan perjalanan online yang berbasis di Kroasia, sambal mendapat nilai 4,3 dan menempati peringkat ke-33.

3. Pecel

Pecel adalah makanan khas Jawa Timur yang merujuk pada saus kacang harum kombinasi berbagai sayuran. Basis sausnya dibuat dari kacang tanah panggang, cabai, gula aren, bawang putih, air asam jawa, terasi, daun jeruk purut, garam, dan kencur. Pecel memiliki rasa perpaduan rasa manis serta pedas dan sering dikaitkan dengan Jawa. Apabila disajikan bersama nasi, hidangan tersebut disebut nasi pecel. Sambal ini menempati posisi ke-35 dengan nilai 4,3.

4. Saus Tomat

Oleh Taste Atlas, saus tomat mendapat skor 4,3 dan berada di posisi ke-45. Sambal tomat merupakan saus khas Indonesia yang terbuat dari perpaduan tomat dan cabai rawit. Penambahan tomat membuat sambal memiliki rasa asam agak manis, dilengkapi rasa pedas dari cabai. Teksturnya bisa bervariasi dari halus hingga kental, tergantung pada seberapa halus bahan-bahan diulek atau diblender.

Bahan dasar bumbu ini meliputi cabai merah segar, bawang merah, bawang putih, dan tomat matang. Beberapa variasi saus tomat juga menambahkan terasi, garam, gula, serta air jeruk nipis untuk menyeimbangkan rasa. Bahan-bahan itu digiling menjadi pasta, yang kemudian dimasak dengan cara digoreng. Tapi, versi lain disajikan segar tanpa dimasak.

NIA NUR FADILLAH | TASTE ATLAS

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus