Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Alternatif obat kanker

Pengobatan kanker lewat ramuan tradisional terbukti ampuh. pengobatan alternatif ini membawa profesor asmino berkenalan dengan haji lele.

12 Juni 1993 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA jika dokter menderita kanker? Jawabannya, ia mencari obat sendiri dan sekaligus menjadikannya sebagai bahan penelitian. Itulah yang dilakukan Profesor Asmino, 72 tahun. Ahli radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK- Unair) Surabaya ini memaparkan pengalamannya dalam Kongres Nasional Onkologi Indonesia di Surabaya belum lama ini. Sejak lima tahun silam, Asmino merasa ada kelainan pada prostatnya. Ketika itu, ia sukar buang air kecil. Hasil pemeriksaan oleh Profesor Widjoseno Gardjito, guru besar ilmu bedah FK-Unair, menyebutkan Asmino menderita kanker prostat ganas dan sudah merembet ke jaringan sekitarnya. Asmino kemudian terbang menemui Willard E. Goodwin, bekas Kepala Bagian Bedah Urologi Universitas California, Los Angeles, Amerika Serikat. Menurut dia, penyakit kanker yang diderita Asmino sudah mencapai stadium terakhir. Berbagai bentuk terapi untuk membabat kankernya ditawarkan, antara lain radioterapi, operasi buah pelir, hormonterapi, dan terapi kimia, tapi ditolak olehnya. Menurut Asmino, berbagai macam terapi itu bisa menurunkan daya tahan tubuh. ''Saya tidak berpikir untuk diradioterapi, sebab radiasinya bisa menurunkan ketahanan tubuh,'' katanya. Asmino, yang juga memperdalam penyakit kanker, kemudian memilih tindakan yang tepat bagi dirinya, yaitu pengerokan prostat atau trans urethral resection of the prostat. Tindakan ini dilakukan, selain untuk terapi, sebagai diagnosa lanjutan. Toh, terapi itu tak ada kemajuannya. Sampai suatu saat, Asmino bertemu dengan Haji Hani Ahmad, yang terkenal dengan sebutan Haji Lele. Asmino diobati dengan cubitan pada kulit telapak kaki. ''Rasanya nyeri sampai ke kuduk seperti terkena setrum listrik,'' katanya. Dari sinilah ia mulai melirik ke pengobatan alternatif. Ia rajin minum madu dan vitamin C dosis 1.000 mg per hari. Vitamin C mampu meningkatkan ketahanan tubuh dan mengurangi laju pembentukan bahan karsinogenik (bahan penyebab kanker). Selain itu, rebusan sarang burung walet menjadi menunya tiap hari. Rebusan benalu kering juga diminumnya. Ekstrak benalu ini, menurut Asmino, mempunyai khasiat antikanker. Jamur kayu Yuko juga dilahapnya. Bahan ini dapat memacu kekebalan tubuh. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium, keadaan fisik Asmino dinilai bagus dan stabil. ''Saya merasa sudah sembuh, meskipun secara laboratorium dinyatakan masih ada tanda kanker,'' katanya. Asmino mengimbau agar ilmuwan menjadikan pengalamannya sebagai inspirasi untuk melakukan penelitian pengobatan kanker. Pengobatan kanker lewat obat tradisional, belum lama ini, juga ditemukan di Cina. Ju Fu, Direktur Pusat Penelitian Kanker di Kota Nantong, Provinsi Jiangzhu, berhasil menemukan obat antikanker. Penelitian pada penderita kanker sistem sirkulasi mikro yang dilakukan Ju Fu akhirnya membuahkan hasil, setelah si pasien menelan obat Tian Jin. Pil yang diramu dari bahan tumbuh-tumbuhan ini tidak memiliki efek samping, dan kabarnya lebih mujarab ketimbang radioterapi dan terapi kimia. Feni Zsu Ji, 74 tahun, misalnya, mengemukakan sejak April 1992 menderita kanker liver. Setelah ia minum obat Tian Jin, keinginan makannya membaik dan berat tubuhnya bertambah. Dan rasa sakit yang dirasakannya selama ini menghilang. Ia merasa sembuh. Dilaporkan, obat ini, setelah dicoba pada penderita kanker, ternyata persentase penyembuhannya cukup tinggi. Gatot Triyanto dan Kelik M. Nugroho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus