ADA jenazah yang harus diurus tapi malah jadi bahan debat ternyata bukan hanya terjadi di Jawa Tengah (lihat Indonesiana), melainkan juga ada di tengah dar-der-dor Bosnia- Herzegovina. Ceritanya begini. Bosko Brckic dan Admira Ismic tewas ketika berusaha mengungsi ke Serbia. Pasangan muda-mudi ini masing- masing berusia 25 tahun. Yang pria berasal dari Serbia dan si cewek adalah muslimat Bosnia. Menurut laporan di koran The International Herald Tribune akhir Mei lampau, mereka sudah pacaran sejak di sekolah lanjutan atas. Jasad mereka sampai telantar membusuk di kawasan tidak bertuan, berada dalam posisi berangkulan, tergeletak di kaki Jembatan Vrbana di tepi Sungai Miljacka. Tak jauh dari mereka ada pula kerangka yang sudah terkapar di sana sekitar lima bulan. Nyonya Radmila ibunda Brckic wanti-wanti minta agar pasangan muda itu dapat dimakamkan di satu kuburan. ''Dunia harus mengetahui hal ini,'' ujarnya dalam pembicaraan lewat telepon dari Serbia, tempat tinggalnya sejak boyong dari Sarajevo setahun yang lewat. Maksud sang ibu, cinta berat mereka telah dihabisi oleh para pembunuh dalam perang gila ini. Pasukan Perlindungan PBB di Sarajevo menyatakan tak akan menolong jenazah muda-mudi itu, kecuali pihak Serbia dan pimpinan pemerintahan muslim Bosnia setuju mengajukan permohonan untuk menolongnya. ''Kami tak punya wewenang mengumpulkan mayat di mana-mana kecuali di sekitar bandar udara yang memang dalam kontrol kami,'' kata Kolonel Marcel Valentin, komandan pasukan PBB di Sarajevo. Kedua pihak yang bertikai mengharapkan hal ini dapat dibahas dalam pembicaraan yang disponsori PBB, mengenai pertukaran tawanan dan korban yang tewas dalam perang. Menurut Veselko Gazibara, seorang perwira Serbia, ia ingin membawa jenazah itu ke wilayah Serbia. Sedangkan dari Bosnia, Elvedin Memic seorang pejabat pemerintah mengatakan jenazah itu harus dibawa ke daerah Bosnia. ''Setelah kami periksa, baru jenazah yang lelaki akan diserahkan ke daerah Serbia, jika mereka memang mendesak,'' katanya. Namun, seperti disebut tadi, Nyonya Radmila bilang anaknya harus semakam dengan si cewek. Dan kepada ayah si cewek sudah diberinya persetujuan untuk mengatur penguburan mereka di Sarajevo. ''Saya tahu ia akan memelihara makam mereka. Dan jika perang ini usai, saya pun kelak dapat ziarah ke situ,'' kata Nyonya Radmila. ''Pokoknya, saya ingin mereka tidak diceraikan, sebab mereka sudah bersama selama delapan tahun,'' ujar ibu yang sayang anak ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini