Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Anak Anda Batuk Terus ?

Alergi disebabkan kapuk, baju yang disimpan lama dan tidak dicuci, buku tua, tirai jendela, permadani adalah sumber debu, yang bisa menimbulkan batuk kronis terutama pada anak-anak. (ksh)

14 Juli 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

UPIK batuk terus. Lima dokter sudah dikunjunginya, sekian macam obat pula sudah dicobanya. Namun Upik tidak juga sembuh. "Orang tuanya lupa bahwa alergi dapat menjadi penyebabnya. Alergi terhadap debu rumah, binatang atau makanan," tutur dr. J.S. Partana dari FK Universitas Airlangga kepada TEMPO. Kapuk, baju yang disimpan lama dan tidak dicuci, buku tua, tirai jendela yang tebal dan permadani adalah sumber debu rumah, yang bisa menimbulkan batuk kronis terutama pada anak-anak. Dinasehatkan supaya anda mempel lantai setiap hari dan jangan menyuruh anak membersihkan lemari buku yang berdebu. Kasus ini terdengar sepele tapi sempat menjadi topik dalam simposium yang diadakan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia pertengahan bulan Juni. Dihadiri oleh 350 peserta, seminar itu membahas 16 kertas kerja. Partana mengemukakan hasil penyelidikan terhadap 28 penderita penyakit Asma yang berusia 4 - 12 tahun. Ternyata 19 anak alergi terhadap debu rumah dan makanan, 11 terhadap makanan saja dan 1 anak hanya alergi terhadap debu rumah. "Biasanya mereka alergi terhadap lebih dari 1 jenis makanan," kata Partana. Anak-anak Surabaya pada umumnya alergi terhadap ikan dan udang. Ini karena Surabaya adalah daerah pantai. Di Riau lain lagi, sela peserta dari daerah sana. "Makanan utama kami adalah ayam dan ikan, jadi bahan inilah yang harus dicurigai." Buah-buahan, kacang tanah, telur dan susu juga sering menyebabkan penyakit Asma. "Masyarakat Surabaya amat takut terhadap pisang hijau dan sawo," tambah Partana. Pembicara tamu, dr D. Phelan dari Royal Children Hosptal, Melbourne (Australia), menyanggah. "Tidak ada batuk yang disebabkan oleh alergi terhadap bahan makanan," kata Phelan. Memang simposium ini hanya bertujuan mengidentifikasi permasalahan yang ada, dan bila mungkin mencari jalan keluarnya, tutur dr Noenoeng Rahayoe, ketua panitia, menetralisir suasana. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang penting. Dengan batuk tubuh menghalau setiap benda asing yang masuk dan membersihkan saluran napas agar fungsinya tidak terganggu. Tentunya kalau batuk itu hanya sekali-sekali ! Tetapi kalau terjadi berulang-ulang, apalagi menjadi kronis, tentu batuk itu bukan normal lagi. Gangguan alat pernapasan merupakan 1 di antara 5 besar angka kesakitan pada anak-anak di Indonesia. "Dahulu setiap gejala batuk yang kronik selalu diidentikkan sebagai penyakit TBC," tutur dr. W.A..J. Tumbelaka, Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK-UI Dalam masalah batuk kronik dan berulang ini, memang Tuberkulosa dan Pertusis (batuk rejan) masih memegang peranan penting di Indonesia. Tetapi masih banyak faktor lain yang dapat menyebabkannya, antara lain gizi/makanan, alergi, bawaan, psikis dan lingkungan. Saluran Napas Sumber pencemaran lingkungan antara lain kendaraan bermotor, pembuangan dan pembakaran sampah, industri, pembangunan, dan kebakaran. Menurut penyelidikan di DKI Jaya, pencemaran udara terbesar adalah di jalan-jalan protokol. "Terutama di depan bunderan Hotel Indonesia dan di Jalan Salemba," kata Kristin Budiarti dari Lembaga Nasional Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Orang dewasa masih mampu mengatasinya. Tetapi mereka yang masih terlalu muda atau sudah terlalu tua akan menderita karena polusi udara itu. Penelitian telah memastikan adanya hubungan erat antara keluhan batuk kronis dan berulang dengan jumlah anak dan penghuni di dalam ruangan, keadaan perumahan, kwalitas perawatan ibu serta kultur dan kebiasaan. Di negara Barat, keluhan batuk lebih banyak dijumpai pada anak-anak yang mempunyai orang tua perokok. Perumahan serta lingkungan yang baik sangat membantu usaha mencegah dan mengobati penyakit batuk, demikian pendapat umum dari simposium itu. Tapi nyatanya bagaimana? Dari 120 keluarga Kelurahan Kayu Putih, Jakarta, yang diselidiki, 56,67% mempunyai kamar yang dihuni oleh lebih dari 2 orang. Dari 74 anak yang sakit dalam 2 minggu terakhir bulan Januari tahun ini, 60,81% menderita penyakit saluran napas bagian atas 24,86% penyakit saluran pencernaan, 16,22% penyakit kulit dan 8,11% penyakit lainnya. Penyelidikan di sekolah-sekolah dasar di Jakarta mendapatkan 41,2% mempunyai ventilasi yang buruk, 46,1% sedang dan hanya 12,7% yang mempunyai ventilasi baik. Parameter yang digunakan adalah jumlah murid tiap kelas, tingginya jendela di atas kepala anak dan kadar C02 dalam kelas dibanding dengan di halaman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus