Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Anak di Atas 2 Tahun Boleh Makan Jajanan Pasar, Ini Syaratnya

Orang tua boleh memberinya makanan ringan seperti bubur kacang hijau, buah, jajanan pasar, tetapi sebisa mungkin menghindari yang tinggi gula.

8 September 2024 | 21.27 WIB

Resep Bubur Kacang Hijau. Tabloibintang.com
Perbesar
Resep Bubur Kacang Hijau. Tabloibintang.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan dr. Shane Tuty Cornish, mengatakan anak usia di atas 2 tahun boleh makan jajanan pasar dan makanan ringan seperti bubur kacang hijau asal tidak mengandung tinggi gula.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Orang tua boleh memberinya makanan ringan seperti bubur kacang hijau, buah, jajanan pasar, tetapi sebisa mungkin menghindari yang tinggi gula," ujar dokter di RSIA Tambak, Jakarta, itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Konsumsi makanan tinggi gula bisa menjadi faktor pemicu kenaikan berat badan yang akhirnya bisa memicu diabetes. Shane mengingatkan komplikasi diabetes, termasuk pada anak, antara lain retinopati diabetik, glaukoma, katarak, kerusakan saraf, penyakit pembuluh darah seperti serangan jantung dan stroke, penyakit gusi, kerusakan gigi, infeksi, dan masih banyak lagi.

Dia pun meminta orang tua memberikan contoh yang baik pada anak, seperti rutin berolahraga dan makan makanan yang sehat, sebab anak sehat adalah cerminan orang tuanya. Karena itu, orang tua harus memberikan contoh yang baik. Shane juga menjelaskan cara mencegah diabetes bisa dilakukan dengan menjaga berat badan ideal dan bila berlebih maka kurangi dengan diet kalori dan rendah lemak.

"Jika berat badan berlebih upayakan untuk mengurangi sekitar 5-10 persen dengan diet kalori dan rendah lemak," sarannya.

Selain itu, cara mengurangi berat badan berlebih adalah dengan memperbanyak makan buah dan sayur, mengurangi minuman manis dan soda, aktif berolahraga  setidaknya 30 menit dalam sehari, dan membatasi penggunaan gawai. 

Sementara itu, Erwin Setiawan dari Anak Pangan Indonesia menyoroti makanan ultraproses yang secara signifikan mengandung lebih banyak kalori dibanding makanan alami. Makanan ini menghasilkan kalori ekstra sehingga meningkatkan berat badan.

"Hal ini disebabkan kepadatan kalori, rendah serat, tinggi lemak, gula, dan garam. Diet olahan ultraproses yang dikonsumsi secara signifikan lebih banyak sekitar 500 kalori per hari," papar Erwin.

Untuk itu, dia menyarankan mengonsumsi makanan yang tidak mengalami pengolahan signifikan (real food) seperti umbi, daging, sayur, biji. Semua adalah sumber pangan lokal dan Indonesia tidak kekurangan bahan ini sehingga tidak ada alasan masyarakat memilih makanan ultraproses (UPF).

Perhatikan sarapan anak
Dia juga mengatakan setiap hari masyarakat bertemu dengan produk makanan yang mengalami UPF. Makanan ini sudah diubah dari bentuk aslinya, misalnya jus semangka atau nanas diambil sarinya jadi konsentrat, kemudian juga camilan sayuran.

"Meski sayuran, itu tetap UPF karena di beberapa mengandung pewarna, pemanis, pengemulsi, dan pengawet sehingga menimbulkan ketergantungan dan ketagihan," katanya.

Erwin berpendapat industri makanan harus menerapkan keamanan pangan. Kemudian, untuk mengurangi konsumsi gula pada anak, dia menyarankan orang tua memperhatikan sarapan anak. Menurutnya, banyak anak yang menyantap menu sarapan yang kurang benar.

"Ada yang menyiapkan sereal, roti, dan susu tetapi sebenarnya itu adalah gula gurih dan gula asin. Itu yang kemudian membuat anak mengonsumsi gula dobel," tegasnya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus