Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Love bombing merujuk pada fenomena mencintai seseorang secara berlebihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada umumnya, orang yang menjadi korban love bombing akan sulit melepaskan diri dari hubungan percintaan, karena sudah telanjur mempercayai pasangan yang memberi perhatian spesial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford atau Oxford English Dictionary (OED), istilah love bombing pertama kali diketahui pada 1970-an dalam buku James Bjornstad.
Pengertian Love Bombing
Melansir eprints.amikompurwokerto.ac.id, love bombing adalah tindakan di mana seseorang menunjukkan kasih sayang dan perhatian secara berlebihan pada tahap awal hubungan. Istilah love bombing termasuk ke dalam fenomena hubungan beracun atau biasa dikenal sebagai toxic relationship.
Senada dengan hal itu, berdasarkan kc.umn.ac.id, love bombing merupakan tindakan berlebihan kepada seseorang yang biasanya terjadi pada hubungan romantis. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan perhatian, kasih sayang, dan hadiah berlebihan dalam durasi yang sangat bervariasi.
Kemudian, mengacu pada repository.um.ac.id, love bombing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan taktik manipulatif guna memikat dan mengendalikan orang lain. Cara yang dilakukan pelaku biasanya dengan memberikan perhatian berlebihan, pujian, hadiah, atau dorongan positif lainnya di awal hubungan.
Ciri-Ciri Love Bombing
Identifikasi kejadian love bombing cukup sulit dilakukan, karena biasanya terjadi pada awal hubungan yang bahkan terlihat sehat.
Hubungan di tahap awal tersebut biasa dikenal dengan istilah fase bulan madu (honeymoon stage), di mana pelaku sering menunjukkan rasa cinta berlebihan.
Namun, menurut WebMD, terdapat tanda-tanda yang mengindikasikan love bombing, antara lain:
- Pasangan tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Pelaku mungkin tak segan untuk mengatakan bahwa dirinya telah menunggu sepanjang hidup sebelum menemukan korban, menyebut korban sebagai belahan jiwa, atau cinta sejak pandangan pertama.
- Pasangan tampak mempunyai minat yang sama dengan korban atau selalu setuju dengan pendapat korban.
- Pasangan ingin terus berkomunikasi dengan korban.
- Pasangan merasa cemburu yang tidak rasional ketika korban ingin menghabiskan waktu dengan orang lain, termasuk keluarga.
- Pasangan mungkin melakukan aksi besar atau membelikan barang mahal, sehingga dianggap mencurigakan ketika di awal hubungan.
Tahapan Love Bombing
Tindakan love bombing kerap terjadi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Idealis
Pada tahap idealis, pelaku mungkin akan membombardir korban dengan pujian, hadiah, dan kasih sayang. Korban cenderung akan merasa sangat bahagia, sehingga tidak melihat tindakan tersebut sebagai potensi manipulasi perasaan.
2. Devaluasi
Selanjutnya, korban akan merasa nyaman dalam hubungan, tetapi segera menyadari adanya tanda-tanda bahaya.
Pelaku mungkin menuntut waktu atau marah ketika korban menghabiskan momen dengan orang lain. Pelaku lalu melakukan manipulasi (gaslighting) untuk meyakinkan bahwa kesalahan bukan datang dari dirinya.
3. Pembuangan
Selama tahap love bombing yang ketiga, pelaku cenderung mengonfrontasi pasangan tentang perilakunya yang merugikan.
Korban berusaha untuk menghindari atau bahkan memutuskan hubungan. Namun, hal tersebut bukanlah akhir, karena pasangan mungkin saja akan kembali dan mencoba memulai hubungan yang tidak sehat.
Bahaya Love Bombing
Mengutip laman organisasi pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Respect Victoria, love bombing termasuk jenis manipulasi emosional yang berbahaya, karena:
- Memaksakan kepercayaan pelaku kepada korban.
- Menganggap pelaku sebagai orang terpenting dalam hidup korban.
- Pelaku mungkin lebih mudah merendahkan atau menyingkirkan korban.
- Kesalahan seolah-olah selalu datang dari korban atau gaslighting.
- Korban cenderung akan menuruti keinginan pelaku dengan mengorbankan batasan pribadi.
- Menciptakan lingkungan yang penuh rasa takut bagi korban.
Cara Mengatasi Love Bombing
Mungkin menyakitkan bagi korban yang menyadari bahwa pasangan memiliki perilaku yang manipulatif atau kasar. Untuk mengatasi fenomena love bombing, korban mempunyai tiga pilihan, meliputi:
1. Tetap Bersama
Keputusan terbaik yang bisa dilakukan sepenuhnya berada di tangan korban. Bicaralah dengan anggota keluarga, teman dekat, atau bahkan konselor berpengalaman untuk menangani love bombing. Korban bisa saja tetap mempertahankan hubungan dan memberikan kesempatan kepada pasangan.
2. Putus Hubungan
Korban juga bisa memutuskan untuk meninggalkan pelaku bila hal tersebut adalah pilihan terbaik. Putus hubungan juga menjadi solusi yang paling tepat jika pelaku terus-menerus melakukan kekerasan, baik fisik maupun emosional.
3. Tetapkan Batasan
Pelaku love bombing mungkin menggunakan taktik komunikasi yang tidak sehat, karena dibesarkan dalam lingkungan yang tidak menghargai cinta.
Oleh karena itu, jangan biarkan pelaku menggunakan masa kecilnya yang kelam sebagai alasan untuk menjalin hubungan tidak sehat. Mintalah dia untuk menghentikan perilaku buruknya atau mendorongnya untuk mencari bantuan profesional.
Pilihan Editor: Arti Love Putih, Filosofi dan, Contoh Penggunaannya