Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Apa Itu Love Bombing? Ketahui Ciri-Ciri dan Bahayanya

Mengenal love bombing, yaitu tindakan di mana seseorang menunjukkan kasih sayang dan perhatian secara berlebihan di tahap awal hubungan.

18 Desember 2024 | 18.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Love bombing merujuk pada fenomena mencintai seseorang secara berlebihan. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada umumnya, orang yang menjadi korban love bombing akan sulit melepaskan diri dari hubungan percintaan, karena sudah telanjur mempercayai pasangan yang memberi perhatian spesial. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford atau Oxford English Dictionary (OED), istilah love bombing pertama kali diketahui pada 1970-an dalam buku James Bjornstad. 

Pengertian Love Bombing

Melansir eprints.amikompurwokerto.ac.id, love bombing adalah tindakan di mana seseorang menunjukkan kasih sayang dan perhatian secara berlebihan pada tahap awal hubungan. Istilah love bombing termasuk ke dalam fenomena hubungan beracun atau biasa dikenal sebagai toxic relationship

Senada dengan hal itu, berdasarkan kc.umn.ac.id, love bombing merupakan tindakan berlebihan kepada seseorang yang biasanya terjadi pada hubungan romantis. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan perhatian, kasih sayang, dan hadiah berlebihan dalam durasi yang sangat bervariasi. 

Kemudian, mengacu pada repository.um.ac.id, love bombing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan taktik manipulatif guna memikat dan mengendalikan orang lain. Cara yang dilakukan pelaku biasanya dengan memberikan perhatian berlebihan, pujian, hadiah, atau dorongan positif lainnya di awal hubungan. 

Ciri-Ciri Love Bombing

Identifikasi kejadian love bombing cukup sulit dilakukan, karena biasanya terjadi pada awal hubungan yang bahkan terlihat sehat. 

Hubungan di tahap awal tersebut biasa dikenal dengan istilah fase bulan madu (honeymoon stage), di mana pelaku sering menunjukkan rasa cinta berlebihan. 

Namun, menurut WebMD, terdapat tanda-tanda yang mengindikasikan love bombing, antara lain:

-   Pasangan tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan. Pelaku mungkin tak segan untuk mengatakan bahwa dirinya telah menunggu sepanjang hidup sebelum menemukan korban, menyebut korban sebagai belahan jiwa, atau cinta sejak pandangan pertama.

-   Pasangan tampak mempunyai minat yang sama dengan korban atau selalu setuju dengan pendapat korban.

-   Pasangan ingin terus berkomunikasi dengan korban.

-   Pasangan merasa cemburu yang tidak rasional ketika korban ingin menghabiskan waktu dengan orang lain, termasuk keluarga.

-   Pasangan mungkin melakukan aksi besar atau membelikan barang mahal, sehingga dianggap mencurigakan ketika di awal hubungan. 

Tahapan Love Bombing

Tindakan love bombing kerap terjadi dalam tiga tahap, yaitu: 

1. Idealis

Pada tahap idealis, pelaku mungkin akan membombardir korban dengan pujian, hadiah, dan kasih sayang. Korban cenderung akan merasa sangat bahagia, sehingga tidak melihat tindakan tersebut sebagai potensi manipulasi perasaan. 

2. Devaluasi

Selanjutnya, korban akan merasa nyaman dalam hubungan, tetapi segera menyadari adanya tanda-tanda bahaya. 

Pelaku mungkin menuntut waktu atau marah ketika korban menghabiskan momen dengan orang lain. Pelaku lalu melakukan manipulasi (gaslighting) untuk meyakinkan bahwa kesalahan bukan datang dari dirinya. 

3. Pembuangan

Selama tahap love bombing yang ketiga, pelaku cenderung mengonfrontasi pasangan tentang perilakunya yang merugikan. 

Korban berusaha untuk menghindari atau bahkan memutuskan hubungan. Namun, hal tersebut bukanlah akhir, karena pasangan mungkin saja akan kembali dan mencoba memulai hubungan yang tidak sehat. 

Bahaya Love Bombing

Mengutip laman organisasi pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), Respect Victoria, love bombing termasuk jenis manipulasi emosional yang berbahaya, karena:

-   Memaksakan kepercayaan pelaku kepada korban.

-   Menganggap pelaku sebagai orang terpenting dalam hidup korban.

-   Pelaku mungkin lebih mudah merendahkan atau menyingkirkan korban.

-   Kesalahan seolah-olah selalu datang dari korban atau gaslighting.

-   Korban cenderung akan menuruti keinginan pelaku dengan mengorbankan batasan pribadi.

-   Menciptakan lingkungan yang penuh rasa takut bagi korban. 

Cara Mengatasi Love Bombing

Mungkin menyakitkan bagi korban yang menyadari bahwa pasangan memiliki perilaku yang manipulatif atau kasar. Untuk mengatasi fenomena love bombing, korban mempunyai tiga pilihan, meliputi: 

1. Tetap Bersama

Keputusan terbaik yang bisa dilakukan sepenuhnya berada di tangan korban. Bicaralah dengan anggota keluarga, teman dekat, atau bahkan konselor berpengalaman untuk menangani love bombing. Korban bisa saja tetap mempertahankan hubungan dan memberikan kesempatan kepada pasangan. 

2. Putus Hubungan

Korban juga bisa memutuskan untuk meninggalkan pelaku bila hal tersebut adalah pilihan terbaik. Putus hubungan juga menjadi solusi yang paling tepat jika pelaku terus-menerus melakukan kekerasan, baik fisik maupun emosional. 

3. Tetapkan Batasan

Pelaku love bombing mungkin menggunakan taktik komunikasi yang tidak sehat, karena dibesarkan dalam lingkungan yang tidak menghargai cinta. 

Oleh karena itu, jangan biarkan pelaku menggunakan masa kecilnya yang kelam sebagai alasan untuk menjalin hubungan tidak sehat. Mintalah dia untuk menghentikan perilaku buruknya atau mendorongnya untuk mencari bantuan profesional.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus