Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Artis Luna Maya baru-baru ini dikabarkan menjalani prosedur pembekuan sel telur atau egg freezing. Apakah itu pembekuan sel telur?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari Medical News Today, kebanyakan wanita memasuki masa menopause pada usia akhir 40-an atau awal 50-an. Pada tahun-tahun sebelum menopause, kesuburan wanita menurun dan hamil tidak semudah saat mereka dalam usia lebih muda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembekuan sel telur menjadi salah satu solusi dari masalah kesuburan ini. Meskipun usia mereka bukan lagi usia subur, namun metode ini membuat memiliki anak bukan lagi hal yang mustahil bagi wanita berumur.
Pembekuan sel telur atau kriopreservasi oosit (OC), mengutip dari Forbes, Selasa, 27 Juli 2021, dipelopori pada 1980-an. Prosedur ini merupakan metode pelestarian kesuburan di mana oosit (telur) wanita yang matang diekstraksi, dibekukan, dan disimpan.
Saat si wanita merasa sudah saatnya menggunakan telur-telur itu untuk tujuan kehamilan, telur-telur itu dicairkan dan dibuahi di laboratorium, lalu embrio yang dihasilkan dipindahkan ke rahim.
Membekukan sel telur sebenarnya bukan hal baru. Saat bayi pertama lahir melalui fertilisasi in vitro (IVF) pada 1978, gagasan tentang teknologi reproduksi bersidat revolusioner.
Tak lama kemudian, pada 1984 lahirlah bayi pertama dari embrio beku. Sperma beku telah digunakan sejak 1953 dan menjadi lompatan kecil untuk membekukan seluruh embrio supaya implantasi berhasil di kemudian hari.
Namun selama lima dekade berikutnya, praktik pencampuran telur manusia dan sperma di luar tubuh wanita berkembang menjadi embrio di laboratorium. Embrio itu lalu ditransfer ke rahim wanita sehingga membekukan oosit sebenarnya bukan hal baru.
Tetapi, membekukan oosit yang tidak dibuahi tetap menjadi tantangan. Sebuah oosit dewasa merupakan sel terbesar yang dimiliki manusia dan memiliki permukaan yang luas, serta mempunyai isi yang halus dan berisi cairan sehingga proses pembekuan dan pencairannya menjadi sulit.
Meski begitu, pembekuan sel telur seringkali sukses menghasilkan kelahiran hidup. Hal ini mungkin tepat untuk dicoba jika Anda tertarik dengan pelestarian kesuburan.
AMELIA RAHIMA SARI