Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tidur berjalan atau sleepwalking merupakan kondisi tubuh tertidur dengan berjalan-jalan. Umumnya, sleepwalking atau yang dikenal dengan nama somnabulisme ini dialami oleh anak-anak dengan rentang usia 5-12 tahun. Tetapi, tidur berjalan juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada orang dewasa atau lansia.
Tidur berjalan tidak selalu terjadi dengan gestur berjalan saja, tetapi juga dapat berupa aktivitas-aktivitas lain, seperti duduk atau melihat sekeliling kamar dengan keadaan setengah sadar.
Meskipun tidak termasuk penyakit serius, tetapi tidur berjalan yang terjadi secara terus menerus mungkin menunjukkan gangguan tidur. Lantas, bagaimana sleepwalking terjadi dan cara mengatasinya?
Tidur berjalan adalah jenis gangguan tidur yang dikenal sebagai parasomnia atau kondisi abnormal saat tidur. Melansir dari sleepfoundation.org, tidur berjalan dapat berlangsung dengan gestur-gestur lain.
Dalam beberapa kasus, tidur berjalan terjadi dengan gestur mata terbuka dan berkaca-kaca dengan ekspresi wajah yang kosong. Dalam kondisi ini, penderita tidur berjalan kurang responsif dan berbicara pelan tidak beraturan.
Tidur berjalan bisa berlangsung selama beberapa detik hingga setengah jam. Namun umumnya, tidur berjalan selesai dalam waktu kurang dari 10 menit. Para penderita biasanya kembali ke tempat tidur dan kembali tidur atau terbangun dengan bingung.
Gejala utama dari berjalan dalam tidur adalah penderitanya hampir tidak pernah mengingat apa yang dilakukan saat dalam kondisi tidur berjalan.
Perawatan medis untuk sleepwalking biasanya tidak diperlukan. Sebab, dikutip dari WebMD, tidur berjalan merupakan tanda kurang tidur, stres, atau demam.
Saat kondisi-kondisi tersebut sembuh, maka tidur berjalan juga akan berhenti dengan sendirinya. Sebagian besar anak akan jarang mengalami tidur berjalan seiring pubertas.
Namun, beberapa perawatan bisa dilakukan bagi anak-anak yang mengalami tidur berjalan ini. Melansir dari my.clevelandclinic.org, beberapa hal yang bisa dilakukan, seperti mendengarkan musik lembut sebelum tidur, menetapkan jadwal tidur siang yang teratur, mengurangi jumlah cairan saat malam hari menjelang tidur, menghindari konsumsi kafein menjelang waktu tidur, dan memastikan kamar anak nyaman,tenang, dan sejuk.
NAOMY A. NUGRAHENI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.