Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Berjalan saat tidur mungkin merupakan gejala sleepwalking yang paling umum, tetapi ada banyak gejala lain yang menjadi penyebab kondisi ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Sleep Foundation, sleepwalking adalah jenis gangguan tidur yang dikenal sebagai parasomnia, perilaku abnormal saat tidur. Faktanya, parasomnia mengangkangi batas antara tidur dan terjaga. Itulah sebabnya tindakan yang terjadi selama episode parasomnia tidak normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Adapun gejala sleepwalking antara lain duduk di tempat tidur dan mengulangi gerakan, bangun dan berjalan di sekitar rumah, berbicara atau bergumam saat tidur, tidak merespon saat diajak bicara, membuat gerakan canggung
buang air kecil di tempat yang tidak pantas, dan melakukan perilaku rutin atau berulang seperti membuka dan menutup pintu.
Penyebab Sleepwalking
Beberapa orang bisa saja mewarisi kecenderungan untuk berjalan sambil tidur. Penyebab sleepwalking terkadang diturunkan dalam keluarga. Namun, dilansir dari Healthline, ada juga penyebab lainnya mengalaminya, di antaranya:
1. Stres
Stres dan kecemasan diketahui mengganggu istirahat malam yang nyenyak. Beberapa ilmuwan tidur juga berpendapat bahwa stres di siang hari dapat menyebabkan somnambulisme, salah satu pemicu utama episode berjalan sambil tidur adalah peristiwa stres yang dialami di siang hari.
2. Kurang tidur
Orang yang kurang tidur lebih rentan mengalami sleepwalking. Pemindaian otak MRI pada orang-orang dengan riwayat berjalan dalam tidur menemukan bahwa kurang tidur meningkatkan jumlah episode berjalan dalam tidur yang dialami orang.
3. Migrain
Jika menderita migrain kronis, tidak menutup kemungkinan lebih rentan berjalan dalam tidur. Pada 2015, sekelompok ilmuwan mewawancarai 100 pasien yang secara rutin berjalan dalam tidur, dan menemukan hubungan yang kuat antara berjalan dalam tidur dan sakit kepala seumur hidup, terutama migrain.
4. Demam
Sleepwalking telah dikaitkan dengan penyakit yang menyebabkan demam, terutama pada anak-anak. Demam juga dapat menyebabkan teror malam, yaitu gangguan tidur di mana mungkin berteriak, meronta-ronta, atau mencoba melarikan diri dari hal-hal menakutkan yang dirasakan saat tidur.
5. Gangguan pernapasan
Apnea tidur obstruktif adalah gangguan pernapasan yang menyebabkan berhenti bernapas untuk waktu yang singkat saat tidur. Ini lebih dari sekedar mendengkur. Sleep apnea yang parah dapat menyebabkan kelelahan di siang hari, tekanan darah tinggi, stroke, dan penyakit jantung. Hal ini menyebabkan kurang tidur sehingga memicu sleepwalking pada anak-anak.
6. Penyakit Parkinson
Penyakit parkinson adalah kondisi saraf yang memengaruhi kemampuan tubuh untuk bergerak. Seiring berkembangnya penyakit, penyakit ini dapat mempengaruhi bagian batang otak yang mengontrol gerakan serta bagian otak yang mengontrol tidur.
MALINI
Pilihan Editor: Apa itu Sleepwalking atau Tidur Berjalan?