Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Cairan infus adalah salah satu terapi yang diberikan kepada pasien di rumah sakit. Terapi ini digunakan untuk pasien sebagai pengganti cairan dalam tubuh yang hilang karena dehidrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Heatlhline terapi infus adalah ketika menerima obat melalui jarum atau kateter, biasanya secara intravena. Ada pula melaui epidural, intramuskurlar dan subkutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Terapi infus dibutuhkan sebab beberapa obat tidak dapat dikonsumsi secara oral karena kehilangan keefektifannya saat terkena sistem pencernaan. Terapi infus bisa jadi alternatif ketika tidak bisa menggunakan terapi oral.
Infus di rumah sakit memiliki fungsi untuk memastikan pasien selalu terdehidrasi. Selain itu, juga berfungsi sebagai tambahan nutrisi ketika terbaring di rumah sakit. Beberapa jenis obat yang terkandung dalam infus melansir Healthline yaitu:
- Antibiotik
- Antimetik
- Antijamur
- Antivirus
- Kortikosteroid
- Imunoterapi
- Obat jantung inotropik
Terapi infus juga sering digunakan karena memungkinkan pemberian dosis yang terkontrol. Pada beberapa jenis kemoterapi perlu diteteskan secara perlahan ke dalam aliran darah.
Sedangkan menurut Medicalguidelines.msf, untuk cairan infus rehidrasi menggunakan ringer laktat. berbeda jika pemberian obat Intravena (IV) yang menggunakan infus dengan kandungan larutan glukosa 5 persen dan larutan natrium klorida 0,9 persen.
Kandungan dalam Cairan Infus
Melansir Nurseplus.com, ada empat jenis cairan pada terapi infus Intravena (IV) yaitu:
- 0,9 persen Normal Saline
Normal saline adalah nama kimia untuk garam Natrium Klorida nama generiknya. Cairan kristaloid steril nonpirogenik yang diberikan melalui larutan intravena. 0,9 persen Normal Saline (NS, 0.9NaCl, atau NSS) adalah salah satu cairan IV yang paling umum diberikan untuk sebagian besar kebutuhan hidrasi: perdarahan, muntah, diare, perdarahan, drainase dari suction GI, asidosis metabolik, atau syok . Ini adalah kristaloid isotonik yang mengandung 0,9 persen natrium klorida (garam) yang dilarutkan dalam air steril.
- Ringer Laktat (LR, Ringer Laktat, atau RL)
Solusi IV mirip dengan konsentrasi plasma darah. Biasanya digunakan untuk kehilangan darah akut atau hipovolemia dari perpindahan cairan ruang, ketidakseimbangan elektrolit, dan asidosis metabolik.
LR adalah kristaloid isotonik yang mengandung natrium klorida, kalium klorida, kalsium klorida, dan natrium laktat dalam air steril. Ini dikontraindikasikan pada pasien dengan pH> 7,5, pasien dengan penyakit hati yang tidak dapat memetabolisme laktat, atau untuk pasien dengan asidosis laktat harus melalui anjuran dokter.
- Dekstrosa 5 persen dalam Air (D5 atau D5W, larutan gula intravena)
Kristaloid yang isotonik dan hipotonik diberikan untuk hipernatremia dan memastikan ginjal selalu terhidrasi. Awalnya hipotonik D5 mengencerkan osmolaritas cairan ekstraseluler. Setelah sel menyerap dekstrosa, air dan elektrolit yang tersisa menjadi larutan isotonik.
- 0,45 persen Normal Saline
Larutan kristaloid hipotonik natrium klorida yang dilarutkan dalam air steril diberikan untuk mengobati hipernatremia atau ketoasidosis diabetikum. Pasien dengan luka bakar, trauma, atau penyakit hati karena penipisan volume cairan intravascular tidak dianjurkan. Setengah salin normal dapat menyebabkan kelebihan cairan dan selanjutnya penurunan konsentrasi elektrolit atau edema paru. Infus terlalu cepat dapat menyebabkan hemolisis sel darah merah.
NOVITA ANDRIAN
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.