Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Dalam bahasa Indonesia, kita sering mendengar istilah yang mungkin terdengar asing namun sebenarnya memiliki arti yang cukup penting untuk dipahami. Tendensius adalah salah satu contoh dari istilah asing tersebut. Istilah ini mungkin jarang kita dengar dalam percakapan sehari-hari, namun penting untuk mengetahui maknanya, terutama jika Anda tertarik pada analisis bahasa atau penulisan yang lebih mendalam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, apa sebenarnya arti tendensius dan bagaimana contoh kalimat tendensius. Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini, ya.
Apa itu Tendensius?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), istilah tendensius memiliki beberapa makna. Secara umum, tendensius berarti adanya keberpihakan atau sifat yang condong mendukung suatu pihak. Selain itu, tendensius juga dapat diartikan sebagai sikap yang suka menyulitkan, bertindak menentang, atau rewel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam konteks bahasa, tendensius merujuk pada cara penyampaian informasi atau penulisan yang cenderung mengarahkan pendapat atau sudut pandang pembaca atau pendengar pada suatu hal tertentu.
Biasanya, tulisan atau pembicaraan yang tendensius tidak bersifat objektif, melainkan lebih mengarah pada upaya mempengaruhi atau memanipulasi pandangan orang lain sesuai dengan kepentingan tertentu.
Tendensius sering ditemukan dalam bentuk berita atau artikel yang memiliki tujuan untuk mengarahkan opini pembaca ke arah yang diinginkan oleh penulis atau pihak yang berkepentingan.
Biasanya, kalimat tendensius menggunakan kata-kata atau frasa yang memiliki makna yang bisa mempengaruhi persepsi orang, baik itu secara positif maupun negatif terhadap suatu objek atau peristiwa.
Contoh Penggunaan Kata Tendensius
Berikut adalah 10 contoh kalimat tentang penggunaan kata endensius.
- Tulisan yang dimuat di media tersebut sangat tendensius, karena hanya menyoroti kesalahan pihak tertentu tanpa memberikan perspektif yang lebih luas."
- "Pernyataan politisi itu tergolong tendensius, karena bertujuan untuk mempengaruhi opini publik dengan cara yang bias."
- "Berita yang disajikan dalam artikel ini sangat tendensius, memihak pada satu pihak dan tidak menyajikan fakta secara objektif."
- "Penggunaan kata-kata yang bersifat tendensius dalam debat hanya akan memperburuk suasana dan mengaburkan fakta yang sebenarnya."
- "Karena sifatnya yang tendensius, opini tersebut tidak bisa dijadikan acuan yang valid dalam perdebatan akademis."
- "Tulisan tersebut dinilai tendensius karena tidak memberikan ruang bagi argumen dari pihak yang berlawanan."
- "Perangkat media sosial seringkali digunakan untuk menyebarkan informasi tendensius yang bertujuan untuk memecah belah masyarakat."
- "Sejumlah laporan yang beredar di internet dianggap tendensius karena lebih menekankan pada opini daripada fakta yang ada."
- "Komentar yang disampaikan oleh jurnalis tersebut terkesan tendensius, seolah-olah berusaha untuk menjustifikasi pihak tertentu."
- "Penyusunan laporan yang tendensius akan merusak kredibilitas sumber berita, karena pembaca hanya akan mendapatkan informasi yang terdistorsi."
AULIA ULVA, berkontribusi dalam artikel ini.