Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggur merupakan buah dari tanaman yang mempunyai ciri berbatang menjalar panjang atau merambat. Buahnya pun beraneka ragam, ada yang merah, hijau, hitam dan ungu kebiru-biruan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain bisa dinikmati secara langsung, anggur juga seringkali dimanfaatkan sebagai salah satu komponen pada obat penambah darah, hingga obat penambah stamina. Namun masih banyak yang belum tahu bahwa buah anggur menjadi salah satu buah tertua di dunia.
Sejarah Buah Anggur
Mengutip buku “Bertanam Anggur di Pekarangan” oleh Emi Budiyati dan Leni H. Apriyanti, buah ini sudah dibudidayakan sejak 6-8 ribu tahun lalu. Saat itu, buah tersebut juga mulai didomestikasi (pengadopsian tumbuhan ke lingkungan kehidupan manusia) di beberapa bagian belahan dunia. Hal ini karena buah ini mudah dibudidayakan dan memiliki banyak varietas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Domestikasi buah anggur pertama kali dilakukan di Pegunungan Kaukasus Selatan, yang berada di antara Kaspia dan Laut Hitam, setelah itu menyebar ke Lembah Yordania dan Mesir. Selanjutnya budidaya dan teknologi pengolahan buah ini kemudian masuk juga ke wilayah Yunani dan menyebar ke Spanyol, Jerman, Prancis serta Austria.
Tokoh yang berperan dalam penyebaran budidaya anggur ke belahan bumi lain salah satunya adalah Columbus. Perjalanannya ke seluruh wilayah di dunia membuat budidaya buah tersebut semakin menyebar hingga ke Meksiko, Amerika Selatan, Afrika Selatan, Asia, serta Australia.
Di Indonesia sendiri, buah ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Mulanya, buah anggur ditanam pertama kali di Pulau Pisang (Sumbar), lalu akhirnya menyebar juga ke seluruh Nusantara. Buah berbentuk bulat tersebut juga mulai dibudidayakan di daerah Kupang, Sulawesi, Besuki, dan Banyuwangi pada 1828.
Untuk pusat koleksi plasma nutfah anggur di Indonesia berada di kebun percobaan Banjarsari, Kabupaten Probolinggo. Hingga saat ini, kebun tersebut telah memiliki koleksi plasma nutfah sebanyak 49 varietas yang meliputi varietas untuk buah segar, wine, maupun kismis.
Dikutip dari laman unand.ac.id tanaman anggur ini merupakan komoditi yang bisa memberikan nilai tambah, maksudnya bisa dikonsumsi sebagai buah segar atau juga diolah sebagai jus anggur. Jika buah masuk ke dalam waktu kadaluarsa, buah tersebut juga bisa diolah menjadi minuman semacam wine.
Tanaman Tertua di Dunia
Melansir laman sci.news ahli genetika dari Yunnan Agricultural University dan tempat lain menganalisis data genetik dari 3.525 varietas anggur yang dibudidayakan dan liar dari seluruh dunia.
Disampaikan oleh Profesor Peter Nick, seorang peneliti di Institut Ilmu Tanaman Joseph-Gottlieb Kölreuter di Institut Teknologi Karlsruhe, dan rekan-rekannya bahwa anggur atau Grapevine adalah salah satu tanaman tertua di dunia.
Disebutkan juga bahwa buah ini adalah salah satu produk tertua yang diperdagangkan di seluruh dunia. Perdagangan buah ini juga mendorong pertukaran budaya, gagasan, dan agama.
Lebih jauh, mereka juga kemudian menghasilkan model evolusi dan domestikasi tanaman anggur yang paling detail sejauh ini yang dapat ditelusuri 11.000 SM di Kaukasus Selatan. Menurut mereka, ini menandakan bahwa anggur lebih tua dari roti.
Pilihan Editor: Kandungan Nutrisi Kismis, Apakah sama seperti Anggur?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.
AWALIA RAMADHANI