Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Asal Usul Nasi Tempong dari Banyuwangi, Ini Cara Mudah Membuatnya

Makin banyak penjual nasi tempong atau sego tempong di Jakarta. Begini asal usul kuliner khas Banyuwangi ini.

10 November 2024 | 07.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nasi tempong atau sego tempong merupakan salah satu makanan tradisional yang berasal dari Banyuwangi, Jawa Timur. Nama tempong dalam hidangan ini berasal dari bahasa Osing yang berarti tampar. Nama ini digunakan karena menjadi ciri nasi tempong yang memiliki sambal pedas. Rasa pedas ini seolah-olah menampar mulut orang yang menyantapnya. 

Berdasarkan laman resmi balaibahasajatim.kemudikbud.go.id, awalnya, nasi tempong merupakan bekal yang dibawa oleh masyarakat Banyuwangi ke sawah. Nasi tempong dibawa ke sawah untuk menambah tenaga para petani yang sedang bekerja. Biasanya, nasi tempong dihidangkan dalam porsi besar yang dilengkapi lauk pauk, seperti tahu, tempe, ikan asin, dan perkedel jagung. Selain itu, nasi tempong juga dilengkapi dengan sayur bayam rebus, terung rebus, mentimun, dan daun kemangi sebagai lalapan.

Selain dilengkapi beragam lauk pauk dalam satu hidangan, nasi tempong juga memiliki daya tarik utama yang terletak pada sambal. Biasanya, sambal nasi tempong baru dibuat sehingga masih terasa nikmat ketika disajikan.

Menurut salah satu penjual nasi tempong di Banyuwangi, Towi, nasi tempong memiliki daya tarik utama pada sambal yang diulek di atas cobek berukuran besar. Sambal ini dibuat dadakan ketika pembeli datang dan disesuaikan dengan jumlah yang ada. Sambal nasi tempong ini tidak dibuat 1-2 hari sebelumnya, tetapi secara langsung. 

“Kunci dari kesegaran sambal ini memang yang dibuat baru, saat pelanggan datang sehingga rasanya akan selalu segar,” kata Towi, pengelola rumah makan Sego Tempong Mbok Wah itu.

Nasi putih hangat dengan potongan tahu dan tempe serta ikan asin yang garing terasa sangat nikmat dengan rasa sambal pedas-asam menyegarkan. Towi juga menyampaikan, seiring waktu, nasi tempong memiliki cita rasa khas disertai semakin terbukanya Banyuwangi sebagai destinasi wisata, makanan ini banyak diburu wisatawan. Akibatnya, dalam nasi tempong banyak disajikan menu pendukung lainnya.

Meskipun banyak menu pendukung lain, nasi tempong tetap menjadi hidangan segar. Towi menyampaikan, kunci utama dari hidangan ini adalah menggunakan sayur dan buah yang segar. 

“Tapi kuncinya semuanya harus selalu segar, bahan-bahannya segar. Makanya kami harus selalu baru, kalau diinapkan rasanya sudah berubah. Kami sesuaikan dengan pengunjung yang datang,” ujar adik dari Mbok Wah ini.

Tak hanya di Banyuwangi, kini masyarakat luar juga dapat menikmati nasi tempong dengan cara yang mudah. Sebelum membuat hidangan ini, seseorang mempersiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang akan digunakan, yaitu:

  • 4 porsi nasi putih
  • 2 siung bawang merah
  • 20 cabai rawit
  • 3 cabai besar merah
  • 3 tomat ukuran sedang
  • Terasi
  • Gula dan garam secukupnya
  • 3 lembar daun kubis
  • Timun diiris tipis
  • 4 ikan asin goreng
  • 4 tahu goreng
  • Ayam bumbu kecap.

Mengacu cookpad, berikut adalah cara membuat nasi tempong, yaitu:

  1. Siapkan bahan 2 siung bawang merah, 20 cabai rawit, 3 cabai besar merah, 3 tomat ukuran sedang, terasi, serta gula dan garam secukupnya.
  2. Setelah itu, uleg bahan tersebut sampai halus dan tumis beberapa menit agar lebih awet. 
  3. Selanjutnya, sisihkan tahu putih, diiris, lalu goreng sampai matang. Lalu, sisihkan ikan asin, cuci sebentar, dan goreng hingga matang.
  4. Barulah, hidangan nasi tempong khas Banyuwangi ini sudah dapat dinikmati. 

Pilihan Editor: Nikmatnya Nasi Tempong Banyuwangi dengan Sambal Ranti yang Segar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus