Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang menggunakan cairan antiseptik untuk campuran diffuser. Namun, dokter Debora Aloina Ita Tarigan tak menyarankan membuat campuran tersebut karena berisiko berdampak buruk pada kulit dan tenggorokan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Cairan antiseptik memiliki sejumlah kandungan yang membahayakan. Apabila terkena kulit manusia bisa menyebabkan hipersensitif karena cairan mengandung klorosilenol," kata Medical Underwriter Sequis itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurutnya, zat ini dapat berisiko menyebabkan perubahan warna kulit, ruam, iritasi, dan kulit terbakar. Kemudian apabila sampai tertelan maka dapat menyebabkan erosi faring (penipisan atau pengikisan jaringan tenggorokan), edema laring atau penyempitan saluran pernapasan, gangguan pernapasan akut, hingga dapat terjadi henti jantung.
Dia menuturkan sampai saat ini belum ada penelitian membuktikan diffuser dapat menjadi bagian tatalaksana pencegahan COVID-19. Penggunaan diffuser juga belum terbukti aman sebagai metode penguapan cairan antiseptik untuk mensterilisasi udara. Menurutnya, justru penggunaan yang tidak tepat dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi kesehatan, mulai dari iritasi pada mata hingga potensi kerusakan pada organ pernapasan.
Membahayakan saluran pernapasan
Sementara itu, penggunaan minyak esensial pada diffuser masih relatif aman untuk saluran pernapasan. Namun, Debora mengingatkan penderita gangguan pernapasan seperti yang memiliki riwayat asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan kronis lain agar lebih waspada atau menghindari penggunaan diffuser. Hal ini karena uap diffuser berpotensi menyebabkan iritasi di saluran pernapasan.
Debora mengingatkan masyarakat tak sembarang meniru dan menyebarkan percobaan tren do it yourself diffuser atau konten kesehatan lain yang belum tervalidasi kebenarannya, seperti mencampur antiseptik pada diffuser. Dia mengajak masyarakat aktif melakukan upaya pencegahan penyebaran COVID-19 daripada bereksperimen sendiri dengan dalil dapat mencegah penyebaran virus.
Hal terbaik yang dapat dilakukan dengan menaati protokol kesehatan, yakni selalu memakai masker dan rajin mencuci tangan, memperhatikan kebersihan lingkungan, dan menjaga imunitas dengan cara mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, cukup beristirahat, dan mengelola stres dengan baik.
"Selain itu, ada baiknya kita mempersiapkan diri dari kemungkinan terserang penyakit dengan memiliki asuransi kesehatan agar bisa mendapatkan perawatan medis lebih cepat dan berkualitas," tuturnya.