Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Bahaya Makan Sambil Berdiri

Biar bagaimana pun, makan sambil duduk jauh lebih baik dari berdiri. Pakar pun menganjurkan makan tidak berdiri, ini alasannya.

25 April 2022 | 11.01 WIB

Ilustrasi wanita makan buah dan sayur. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi wanita makan buah dan sayur. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Makan sambil berdiri biasa dilakukan orang di resepsi pernikahan, di kafe, atau nongkrong dengan teman-teman. Bagaimana berdiri sambil makan mempengaruhi pencernaan?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Peyton Berookim, ahli gastroenterologi bersertifikat ganda di Institut Gastroenterologi California Selatan memaparkan bagaimana makan sambil berdiri mempengaruhi pencernaan. Menurutnya, beberapa perubahan yang relatif kecil dalam pencernaan serta pola makan cenderung terjadi saat mengunyah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pertama, dari sudut pandang fisiologis, berdiri sambil makan dapat menyebabkan darah mengumpul di kaki hanya karena gravitasi," katanya, dilansir dari Wellandgood. "Hal ini dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke usus yang diperlukan untuk pencernaan. Akibatnya, pencernaan tidak akan lancar dan Anda mungkin mengalami kelebihan gas dan gangguan pencernaan."

Berookim menambahkan efek serupa berlaku untuk menggerakkan tubuh secara langsung setelah makan, yang dapat meningkatkan pencernaan lebih cepat dan menyebabkan penyerapan nutrisi yang tidak memadai. Efek ini tidak membuat susah tidur. Berookim menyatakan semakin cepat Anda makan, semakin besar kemungkinan menelan udara, yang dapat menghasilkan gas ekstra di perut.

"Makan dengan cepat dan mengunyah kurang teliti juga dapat menyebabkan kram perut atau ketidaknyamanan, karena perut akan membutuhkan lebih banyak waktu untuk memecah dan mencerna makanan," ujarnya.

Karena itu, Berookim merekomendasikan duduk daripada berdiri sambil makan dan melihat apakah gejala mereda. Menurutnya, ketika duduk sambil makan tidak hanya baik untuk tubuh tetapi juga untuk pikiran. Tinjauan 2019 dalam Journal of Integrative Medicine menjelaskan praktik pikiran-tubuh seperti makan intuitif dapat mempertahankan dominasi PSNS (sistem saraf parasimpatis), membantu menumbuhkan homeostasis sistem saraf otonom (ANS) yang vital untuk fungsi pencernaan yang optimal.

Dengan kata lain, karena stres terbukti mengganggu fungsi pencernaan, menjaga tubuh tetap tenang dan rileks serta makan dengan kecepatan normal dan dalam kondisi yang mendorong kenikmatan penuh dari makanan mendukung berbagai mekanisme untuk menunjang pencernaan yang baik.

"Selain itu, duduk sambil makan cenderung melibatkan waktu makan yang lebih lama dan rasa tenang yang lebih besar," tambah Berookim.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus