Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anda pasti sudah pernah mendengar khasiat polifenol curcumin yang identik dengan kunyit. Tapi benarkah zat ini bermanfaat bagi kesehatan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ilisa Nussbaum, pakar diet dan nutrisi di RS Anak Yale di New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, menjelaskan yang perlu diketahui dari curcumin dan bedanya dengan kunyit serta manfaat kesehatannya. Untuk memahami apa itu curcumin, kita perlu tahu dulu soal polifenol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Polifenol adalah zat yang ditemukan pada banyak makanan nabati dan bertindak sebagai antioksidan yang bisa membantu melindungi tanaman, dan juga pemakannya, dari kerusakan sel.
"Curcumin adalah polifenol, komponen aktif dari kunyit. Zat inilah yang memberi kunyit warna kuning emas yang disukai banyak orang, tanaman akar yang sejenis dengan jahe," ujar Nussbaum kepada USA Today.
Meski ada dalam kunyit, curcumin dan kunyit tidak sama. Kunyit mengandung zat aktif lain seperti demetoksicurcumin dan bisdemetoksicurcumin.
Apa manfaat curcumin bagi tubuh?
Curcumin, seperti juga kunyit, diklaim punya efek antiperadangan. "Curcumin terbukti punya segudang zat antioksidan dan anti-inflmasi. Zat ini sudah diteliti dan menunjukkan bisa membantu kondisi seperti kolitis dan arthritis, segala penyakit yang terkait peradangan," ujar Nussbaum.
Meski banyak khasiatnya, ada juga kekurangannya. Pusat Informasi Mikronutrien di Institut Linus Pauling di Universitas Negeri Oregon menyatakan potensi pengobatan curcumin terbatas oleh bioavailabilitinya yang rendah atau kemampuan diserap tubuh, terutama sebagai suplemen oral. Nussbaum pun punya pertimbangan yang sama.
"Risiko mengasup curcumin dan sudah saya lihat pada banyak orang yang minum suplemennya, karena kandungannya terlalu terkonsentrasi maka bisa menyebabkan batu ginjal dan bisa mengganggu beberapa pengobatan," paparnya.
"Jadi, jika mau minum suplemen curcumin, penting untuk membicarakannya dulu dengan dokter untuk mengetahui apakah mengganggu pengobatan lain, terutama kemoterapi dan pengencer darah," tambahnya.
Pilihan Editor: Selain Manfaat, Ini Efek Samping Kunyit bagi Tubuh