Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Gaya Hidup

Bali Tattoo Expo 2017, Teknik Tato Tradisional Jadi Favorit

Seniman tato Hendra mematok harga USD 150 per jam untuk pembuatan tato dengan teknik manual hand tapping yang diminati pengunjung Bali Tattoo Expo.

15 Mei 2017 | 11.37 WIB

Seniman tato tradisional Dayak, Hendra saat menato pengunjung Bali Tattoo Expo di Bali Creative Industry Center, Denpasar. TEMPO/BRAM SETIAWAN
Perbesar
Seniman tato tradisional Dayak, Hendra saat menato pengunjung Bali Tattoo Expo di Bali Creative Industry Center, Denpasar. TEMPO/BRAM SETIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Denpasar - Bali Tattoo Expo kembali digelar untuk kedua kalinya  di Denpasar. Acara tersebut berlangsung sepanjang 12-14 Mei 2017. Dua jenis teknik tato yang dikerjakan secara manual, hand tapping dan poking, diminati pengunjung yang mendatangi acara ini.

Seniman tato dari Folk Tattoo Space, Hendra mengatakan selama tiga hari acara berlangsung sudah empat orang yang minta ditato.  "Motif bunga terong tetap paling diminati," katanya, di Gedung Bali Creative Industry Center, Denpasar, Minggu, 14 Mei 2017.

Baca: Menjajal Teknik Tato Hand Poking di Bali Tattoo Expo 2017

Hendra adalah seniman tato tradisional yang menggunakan teknik hand tapping. Ia berasal dari Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Ia memilih hand tapping karena sesuai kebudayaan daerah asalnya suku Dayak. "Saya sudah melihat (pembuatan tato)  dari kecil," ujarnya.

Hendra mematok harga USD 150  per jam untuk pembuatan tato hand tapping. Ia sudah 10 tahun melakukan pekerjaan sebagai seniman tato. Namun ia tidak menggunakan studio. Sekarang Hendra  berdomisili di Yogyakarta.

Menurut Hendra, selain bunga terong, banyak penggemar tato tradisional yang menyukai motif bunga engkabang dan nabau. Selain menggunakan teknik hand tapping, Hendra terkadang melayani pembuatan tato yang menggunakan mesin.

"Ya, tapi jarang, karena masih ada klien yang takut (hand tapping). Motif tetap tradisional Dayak, saya enggak akan mengerjakan selain itu" katanya.

Hendra sudah pernah mengikuti pameran di Jepang, Filipina, Singapura, Thailand, dan Nepal. Ia  tertarik untuk mengikuti Bali Tattoo Expo pada tahun berikutnya.

Tahun ini ada 88 booth yang disediakan di Bali Tattoo Expo, 90 persen diisi oleh para seniman tato. Penyelenggara acara Bagus Ferry mengatakan antusiasme pengunjung kali ini lebih besar dari tahun lalu.

Menurut Bagus,industri tato di Bali terus meningkat. "Sudah satu tahun terakhir ini semakin banyak di kawasan Canggu," katanya.

Menurut Bagus, industri tato bermunculan di Canggu yang berlokasi di Kecamatan Kuta Utara seiring dengan kebutuhan pariwisata di sana. Sedangkan,  untuk kawasan Ubud dan Sanur masih tetap, tidak naik atau turun.

Baca: Industri Kreatif Bertumbuh 5 Persen Setiap Tahun

Studio tato di Bali, ujar Bagus, kebanyakan sudah memenuhi standar kesehatan yang baik. "Masing-masing studio punya medical sterilizer, penyimpanan alat (tato)," tuturnya. Bagus menambahkan para seniman tato dalam ruang lingkupnya mulai gencar mengkampanyekan higienitas studio tato sejak tahun 2009.

BRAM SETIAWAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiawan

Setiawan

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus