Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi sebagian orang, banjir merupakan kejadian biasa. Mungkin saja rumahnya hampir setiap tahun kebanjiran saat musim penghujan. Namun, tanpa disadari, banjir bisa menimbulkan gangguan kesehatan mental bagi korban.
Kebanyakan korban banjir mungkin akan lebih mewaspadai penyakit fisik yang bisa dialami. Ada yang waspada terhadap penyakit kulit, flu, atau diare. Namun apakah ada yang sudah mewaspadai penyakit mental akibat bencana guyuran air ini?
Dikutip dari laman Psychologytoday.org, penyakit mental bisa terjadi saat banjir karena rasa ketakutan akibat hanya sedikit tempat yang aman dari kerusakan air. Kehilangan daya listrik yang berkepanjangan pun telah terbukti merusak secara psikologis karena melahirkan rasa keterasingan atau isolasi. Rasa panik pun dirasakan karena banjir mengganggu distribusi sumber penghidupan, seperti air, makanan, dan pakaian. Selain itu, ada pula rasa waswas karena kontaminasi penyakit yang muncul saat banjir.
Baca: Tujuh Cara Bertahan Saat Bencana Banjir Datang
Untuk membantu memulihkan kondisi psikis para korban banjir bisa dilakukan dengan komunikasi. Selain itu, diperlukan kesabaran korban menghadapi bencana serta kesabaran tenaga medis dan relawan dalam membantu korban banjir. Toleransi kepada korban serta keterhubungan antarwarga dan korban banjir juga bisa mengurangi perasaan khawatir yang dialami sebagian korban banjir.
RENDRAWATI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini