Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Banyak Kasus Tekanan Darah Tinggi Tak Terdiagnosis, Simak Saran Berikut

Banyak orang tidak sadar memiliki tekanan darah tinggi sehingga diagnosis pun terlambat. Berikut pemicu hipertensi yang perlu dihindari.

28 Maret 2023 | 22.34 WIB

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
Perbesar
Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Satu orang meninggal karena penyakit jantung setiap 60 detik di Indonesia . Dua dari lima orang dewasa berusia 30-79 tahun memiliki tekanan darah tinggi, yang juga faktor risiko utama penyakit jantung. Karena itu penting untuk menjaga tekanan darah dalam kondisi normal, sekitar 120-129/80-84.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Menurut Direktur Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (PTM KEMENKES), dr. Eva Susanti, SKp, sekitar 91,2 persen kasus hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak terdiagnosis. Hanya 8,8 persen kasus yang terdiagnosis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hanya saja dari yang terdiagnosis itu tak semuanya rutin minum obat," kata Eva dalam webinar mengenai hipertensi, Selasa, 28 Maret 2023.

Tangkapan layar Webinar Nasional Hipertensi, Selasa, 28 Maret 2023. (TEMPO/Yayuk)

Sementara itu, Dirut BPJS Kesehatan, Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, menjelaskan kematian akibat hipertensi lebih dari 10 juta dan banyak penderita yang tak sadar punya tekanan darah tinggi. Dari berbagai penyakit yang ditanggung BPJS, 34 persen di antaranya adalah hipertensi.

"Perilaku peserta BPJS harus lebih sehat dengan berbagai cara. Lansia diimbau setahun sekali melakukan skrining di Mobile JKN," imbaunya.

Perilaku pemicu
Hipertensi termasuk penyakit tidak menular namun sering terlambat terdeteksi karena minim gejala di awal. Padahal, bila tak ditangani dengan benar bisa menyebabkan komplikasi penyakit lain, bahkan berujung kematian karena menjadi kontributor utama penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke. Beberapa perilaku yang bisa memicu penyakit tidak menular adalah:
-Merokok
-Kurang aktivitas fisik
-Kurang makan gula dan sayur
-Konsumsi gula, garam, dan lemak berlebih.

Konsumsi gula, misalnya, cukup empat sendok makan atau sekitar 50 gram per hari. Asupan garam cukup satu sendok teh sehari atau sekitar 2.000 mg. Sementara konsumsi lemak tak lebih dari lima sendok makan per hari atau sekira 67 gram.

Perubahan pola makan perlu diterapkan penderita hipertensi. Pola makan yang direkomendasikan adalah adalah diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) dan pembatasan asupan natrium atau garam. DASH adalah diet kaya sayuran, buah-buahan, produk susu rendah/bebas lemak, konsmsi daging unggas, ikan, kacang-kacangan, dan minyak sayur nontropis seperti minyak zaitun, serta kaya kalium, magnesium, kalsium, protein, dan serat. Pola makan ini juga rendah gula, termasuk minuman manis, natrium, daging merah, lemak jenuh, lemak total, dan kolesterol.

Pilihan Editor: Upaya Tingkatkan Kepedulian terhadap Hipertensi, Ini yang Dilakukan ADINKES

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus