Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gaya hidup hemat atau frugal living memang baik diadaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jangan sampai menyiksa diri karena terlalu hemat karena bisa menjurus pada pelit, termasuk diri sendiri walau sebenarnya hemat dan pelit merupakan dua sifat yang berbeda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hemat berarti memiliki kontrol penuh atas keluar masuk keuangan, hanya membeli sesuatu yang dibutuhkan dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu. Hemat berfokus pada nilai, berusaha mendapatkan nilai terbaik untuk harga. Adapun pelit berusaha mempertahankan uang atau aset yang dimiliki agar kalau bisa tidak keluar dan berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat belanja, orang hemat akan memilih barang berkualitas biarpun harga sedikit lebih mahal agar dapat digunakan untuk jangka lama atau awet. Sementara orang pelit ketika memilih barang yang jadi pertimbangan hanya harga murah agar mengeluarkan sedikit uang.
Ada tujuh panduan umum dalam menerapkan frugal living namun tidak perlu diikuti sepenuhnya hingga mengganggu kenyamanan dan merasa diri terlalu terkekang. Berikut beberapa di antara panduan itu dan saran jalan tengahnya.
Buat perencanaan keuangan
Biasanya dilakukan dengan mencatat secara rinci pengeluaran bulanan lalu menyusunnya berdasarkan penghasilan tetap yang didapat kemudian menaati perencanaan itu dalam membelanjakan uang agar tidak sampai mengalami defisit. Namun, tidak semua orang memiliki keahlian dalam perencanaan, apalagi mencatat dengan rinci dan detail setiap pengeluaran.
Mungkin bagi sebagian orang cara itu cukup menyiksa. Jadi, buat saja perencanaan secara garis besar dengan mengalokasikan anggaran untuk pos-pos yang diperlukan. Contohnya dana untuk kebutuhan operasional sehari-hari, investasi, cicilan produktif, rekreasi, dana sosial, dan anggaran darurat.
Membeli dan menjual barang bekas
Orang biasanya membeli barang berdasarkan kegunaan dan keuntungannya sehingga tidak masalah membeli barang bekas selama kualitasnya masih bagus dan bisa dipakai dalam waktu yang lama. Sementara barang-barang bekas di rumah yang tidak terpakai lagi bisa dijual. Selain menghemat tempat, juga menghasilkan uang.
Berhemat dengan cara membeli barang bekas belum tentu menguntungkan karena barang bekas pakai orang pasti sudah mengalami penyusutan. Begitu juga dengan menjual barang bekas, biasanya harganya tak seberapa. Maka, lebih baik diberikan kepada orang yang membutuhkan sehingga bermanfaat dan menjadi sedekah.
Buat daftar menu makanan
Tak bisa dimungkiri, makanan merupakan salah satu pos pengeluaran rutin terbesar. Ketika menyusun perencanaan keuangan bisa sekaligus membuat daftar menu sebulan sebagai gambaran belanja bahan makanan yang diperlukan. Baik juga membuat daftar menu makanan sebagai bagian dari perencanaan pengeluaran.
Namun kelemahannya, selera makan orang bisa saja berubah dan tak bisa dipaksakan harus makan sesuai jadwal yang ada di menu. Padahal, salah satu tujuan orang bekerja mencari uang adalah untuk menyenangkan diri, jadi tidak perlu terlalu membatasi. Masak dan makanlah sesuai selera sepanjang tidak berlebihan dan melampaui anggaran.
Pilihan Editor: Pemicu Orang Suka Gaya Hidup Hedonis dan Foya-foya