LAUT Mati, yang terkenal angker karena tak ada makhluk yang
dapat hidup atau tumbuh, ternyata berkhasiat bagi penderita
penyakit puru (psoriasis). Ribuan penderita penyakit kulit puru
dari seluruh dunia yang mandi dan berjemur di situ bisa sembuh
dan memperoleh kulit semulus bayi.
Laut yang merupakan tempat terendah dan paling asin di bumi ini,
sebenarnya, sudah sejak lama dikenal berkhasiat untuk kesehatan
kulit. Cleopatra, ratu Mesir di zaman baheula, kabarnya
mempergunakan antara lain kosmetik dari sumur termomneral dari
Laut Mati. Dalam dendang-dendang legenda suku Badui Timur Tengah
juga ada pujian tentang Hammei Zohar atau Laut Mati itu. Raja
Herodes, yang konon juga menderita psoriasis, dikatakan pernah
melakukan perang merebut Laut Mati - agar ia bebas mengobati
penyakitnya. Dan sembuh.
Psoriasis adalah penyakit kulit yang belum diketahui
penyebabnya, begitu pula obatnya, sampai sekarang. Umumnya
penyakit kulit ini timbul pada orang kulit putih. Di Perancis,
misalnya, sekarang ini ada sekitar 1« juta penderita. Menurut
Encyclopaedia Brittanica, antara 1% dan 2% penduduk Inggris juga
mengidap penyakit kulit yang diduga bersifat keturunan ini.
"Satu dua kasus penyakit ini ada juga di Indonesia. Tapi dari
170 jenis penyakit kulit, psoriasis tidak masuk 10 besar di
Indonesia," kata kepala Bagian Penyakit Kulit RSTM Jakarta, dr.
A. Kosasih kepada TEMPO.
Penyakit ini dikenal juga sebagai "kusta kitab" (biblical
leprocy). Umumnya muncul pada orang berusia 10-30 tahun.
Mula-mula timbul dalam bentuk bintik-bintik merah kemudian
melebar, biasanya di kulit kepala siku, lutut, pantat, dan juga
di selaput lendir. Psoriasis tidak menimbulkan rasa sakit,
panas, atau gatal. Siksaan mental penderita adalah karena orang
takut bersinggungan walaupun penyakit ini tidak menular.
Ada belasan obat psoriasis disebutkan dalam buku Informasi
Spesialite Obat Indonesia. Tapi, menurut dr. Kosasih, psoriasis
tak bisa disembuhkan dengan obat. "Datang dan perginya juga
susah diduga," tutur dermatolog itu.
Namun, lebih dari 3.000 penderita penyakit puru dari Eropa, AS,
dan Israel sendiri setiap tahun datang untuk mandi dan berjemur
di Laut Mati. Para dermatolog belum bisa merumuskan secara
ilmiah apa khasiat dari daerah perbatasan Israel dan Yordania
itu.
Tempat terendah di muka bumi itu (hampir 400 m di bawah
permukaan laut), dengan temperaturnya yang tinggi sepanjang
tahun (30ø-40øC), curah hujan 50 mm per tahun, kelembaban rendah
(sekitar 35%), dan tekanan atmosfer yang tinggi, diperkirakan
sebagai tempat terkaya oksigen dan paling bersih dari polusi
pabrik. Industri yang sedang dikembangkan Israel di sini adalah
perhotelan yang khusus melayani penderita psoriasis. Kini di
situ ada enam hotel berbintang 4.
Karena dimaksud sebagai "rumah sakit" penderita psoriasis, tarif
hotel itu relatif murah. Menginap 28 hari, berikut perawatan
serta penerbangan dari dan ke ibu kota Israel, menurut laporan
Gamma, tak lebih dari Rp 1« juta. Bandingkan, misalnya, dengan
tarif hotel Interkontinental atau biaya opname di rumah sakit
kelas satu di Jakarta yang sekitar Rp 100.000 per hari.
Salah satu penderita psoriasis yang belum lama sembuh di situ
adalah gadis 19 tahun dari Jerman Barat, Carla Wolff. Drama
Psoriasis mulai dialaminya beberapa tahun ialu. Suatu pagi,
menurut cerita Carla, muncul titik-titik merah di kulitnya.
Seminggu kemudian titik-titik itu telah membesar. Beberapa
dermatolog telah dikunjunginya. Tapi terapi mereka tak menolong.
Setelah sekitar 70% tubuhnya penuh "sisik ikan", seorang dokter
menasihati Carla agar pergi berobat ke pantai Laut Mati.
Ternyata, setelah empat minggu mandi dan berjemur di Laut Mati
itu, empat bulan lalu kulitnya bersih lagi.
Selain Carla, ribuan penderita psoriasis telah mengalami nasib
yang serupa. Misalnya Fritz, 49, pegawai bank dari Austria yang
sempat menderita psoriasis jenis akut sehingga menimbulkan encok
pada sendi-sendi jari dan lututnya. Ia datang ke Laut Mati
dengan duduk di kursi roda. "Mujizat" lain lagi dituturkan Guru
Manfred, Ibu Andrea, Prajurit Yoram, dan penderita psoriasis
lain yang telah sembuh di Laut Mati.
Pengobatan alamiah yang disebut balneoclimatologis ini diakui
para peziarah sangat manjur. Selain sembuh dari penyakit kulit,
mereka juga sembuh dari penyakit mental pergaulan.
Beberapa hari lalu tampak seorang sekretaris dari Prancis,
Claire, 26, gembira setelah sembuh dari psoriasis di Laut Mati.
Ia tak bisa menutup kegembiraannya lagi sehingga menelepon
interlokal dari Israel ke Prancis untuk suaminya. Katanya, "Kini
Anda mendapat istri baru. Saya kini mempunyai kulit semulus
bayi. Saya lahir kembali".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini