SERAT kaca atau fiberglass ternyata bisa berfungsi sebagai
ginjal buatan yang bekerja sederhana. Sebuah pabrik gelas di
Jerman Barat baru-baru ini berhasil menciptakan pacu ginjal dari
serat kaca. Diharapkan, produksinya akan lebih menyederhanakan
dan mungkin bisa meringankan biaya pencucian darah dengan ginjal
buatan (hemodialysis) yang sudah ada.
Ginjal asli manusia sehat, yang bentuknya mirip sepasang kacang
merah sebesar tinju, berada di bagian punggung. Organ tubuh yang
beratnya sekitar 150 gram itu berfungsi menjaga keseimbangan
air, asam basa, dan garam dalam darah serta menyaring racun sisa
metabolisme dalam tubuh.
Darah encer (plasma) masuk melalui pembuluh arteri, yang
kemudian bercabang dan beranting sampai ke pembuluh yang sangat
halus (medulla) di ginjal. Dari medulla ini bentuk darah paling
kecil (molekul) kemudian masuk ke alat saringan (nephron),
berupa pori-pori yang jumlahnya sekitar dua juta. Nah, fungsi
nephron inilah yang dapat ditiru pori-pori sebatang serat kaca,
yang berukuran seperti batang jarum itu.
Dari 500 - 700 mililiter cairan darah yang masuk ke ginjal
setiap menit, sekitar 120 mililiter tak diloloskan nephron.
Cairan yang tersaring itu adalah racun urea, asam kristal (uric
acid), dan 0,83% air yang kemudian dibuang keluar tubuh dalam
bentuk air seni (unne). Sedangkan yang lolos adalah darah murni
yang terdiri dari 99% air dan zat yang dibutuhkan tubuh,
misalnya zat gula dan asam amino.
Apabila terjadi gangguan pada ginjal, misalnya Infeksi atau
terdapat gumpalan darah pada arteri, proses pencucian darah oleh
ginjal tak berjalan sebagaimana mestinya. Lama kelamaan tubuh
membengkak penuh air beracun yang akhirnya mengusir nyawa si
penderita.
Berjuta-juta manusia berginjal rusak. Sebagian masih bisa
ditolong dengan ginjal cangkokan atau gm)al buatan yang disebut
mesin dialisa darah. Namun, hasil pertolongan dengan ginjal
cangkokan belum memuaskan. Sebab, donor ginjal terbatas,
biayanya bisa mencapai puluhan juta rupiah, tapl kemungkinan
bagi penderita untuk bertahan hidup sampai satu tahun cuma
sekitar 70%. Harianto, misalnya, yang memperoleh ginjal ibu
kandungnya sendiri dalam operasi pencangkokan di RS Cikini
Jakarta, Oktober 1977, cuma bertahan empat hari.
Harapan hidup satu tahun bagi penderita ginjal parah, menurut
dr. Puji, ahli ginjal RSTM, Jakarta, urutannya sebagai berikut
Pertama, ginjal cangkokan dari saudara kem bar 90% kedua, dari
saudara kandung 70% dan, ketiga, dari orang tidak sekandung
50-60%.
Mesin pencuci darah. walaupun dr. Puji menempatkannya pada
urutan keempat, prestasinya cukup menggembirakan. "Di luar
negeri dapat mencapai lima belas tahun, sedangkan di Indonesia
ada pasien yang saya rawat sudah delapan tahun," kata dr. Puji,
yang masih yakin akan kemampuan 15 buah mesin dialisa yang
melayani sekitar 40 pasien sekarang ini di RSTM.
Prinsip kerja mesin dialisa ini sebagai berikut: Darah yang
disedot dari tubuh dipompakan ke kantung tipis yang
berlubang-lubang halus. Bagian yang berpori-pori ini berada
dalam box -berisi cairan elektrolit yang kurang pekat dari
darah - berukuran 1 m3. Melalui proses osmose, zat-zat pekat
berupa racun dalam darah kemudian merembes ke cairan elektrolit,
untuk kemudian dibuang.
Proses pencucian darah ini berlangsung enam jam, dengan
mempergunakan sekitar 200 liter cairan elektrolit. Tarifnya,
sekarang, Rp 130.000 sekali cuci darah. Padahal, ada pasien yang
harus melakukannya dua hari sekali. Sulit dibayangkan biaya yang
harus dikeluarkan si pasien hingga sembuh.
Sistem pori-pori serat kaca, yang ditemukan di Jerman Barat
tadi, jauh lebih sederhana dibandingkan dengan sistem pencucian
darah dengan mesin bercairan elektrolit yang kini berharga
sekitar Rp 30 juta. Darah tubuh pasien yang disedot keluar
kemudian dipompakan melalui pori-pori piala serat kaca, yang
ukurannya jauh lebih kecil dari sebatang korek apu Seperti
nephron di ginjal, pori-pori serat kaca yang telah dipanaskan
sampai 1.700øC itu hanya akan melewatkan molekul-molekul darah
murni. Ini bisa terjadi karena lubang pori-pori fiber glass itu
persis sama besar dengan molekul arah murni.
Selain ukurannya jauh lebih kecil, serat kaca tidak perlu
mempergunakan zat cairan. Sistemnya juga lebih aman. Artinya,
tidak ada darah tercecer keluar seperti yang terjadi pada
kantung mesin dialisa sekarang ini, yang mudah robek. Dengan
penemuan baru ini diharapkan biaya cuci darah bagi penderita
ginjal rusak akan lebih murah. Dibandingkan dengan nephron di
ginjal sehat, kekurangan sistem cuci darah dengan serat kaca
adalah tidak bisa memproduksikan darah baru.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini