Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Apel adalah salah satu buah yang menyehatkan. Namun, biji apel mengandung sedikit sianida yang sangat beracun. Apakah berbahaya jika dimakan?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari Medical News Today, biji apel mengandung senyawa tanaman amygdalin yang dapat menimbulkan efek toksik. Amygdalin adalah bagian dari pertahanan kimia benih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amigdalin tidak berbahaya jika bijinya masih utuh. Tapi jika bijinya dikunyah atau dirusak, amigdalin akan terurai menjadi hidrogen sianida yang sangat beracun dan bahkan mematikan dalam dosis tinggi.
Amygdalin terdapat dalam jumlah yang relatif tinggi pada biji buah-buahan dalam keluarga Rosaceae, termasuk apel, almond, aprikot, persik, dan ceri.
Senyawa beracun dalam biji apel bisa mematikan bergantung pada jumlah biji, berat badan seseorang, toleransinya, dan jenis apel. Jumlah amygdalin dalam sebuah apel berbeda-beda, tergantung pada varietas apel dan lingkungan tumbuhnya.
Menelan sebiji apel utuh kemungkinan besar tidak akan menimbulkan gejala. Lapisan biji melindunginya dari enzim pencernaan, dan biji dapat melewati sistem pencernaan tanpa kerusakan.
Sejumlah kecil dapat didetoksifikasi oleh enzim dalam tubuh. Namun, biji apel dalam jumlah yang besar bisa berbahaya. Dosis hidrogen sianida yang mematikan sekitar 50–300 miligram.
Biji apel berpotensi melepaskan 0,6 miligram hidrogen sianida per gramnya. Ini berarti seseorang harus memakan 83–500 biji apel untuk mengalami keracunan sianida akut.
Meski sianida yang berasal dari biji apel jauh lebih rendah, ada baiknya untuk membuang biji apel sebelum dimakan.
Pilihan Editor: 6 Makanan yang Mengandung Sianida