Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anemia adalah kondisi di mana sel darah merah atau hemoglobin lebih rendah dari batas normal sesuai batasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Spesialis penyakit dalam Aru Ariadno memberikan beberapa tips hidup sehat untuk penderita anemia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WHO menyatakan batas hemoglobin penderita anemia pada laki-laki dewasa adalah <13 g/dl, perempuan dewasa <12 g/dl, dan perempuan hamil <11 g/dl. Batasan klinis yang umum digunakan adalah hemoglobin <10 g/dl untuk menyatakan adanya anemia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Gadjah Mada itu mengatakan anemia bisa disebabkan banyak hal. Salah satunya kebocoran darah seperti pendarahan karena berbagai hal, yakni menstruasi berlebih, wasir berdarah, atau luka yang menimbulkan kehilangan darah. Selain itu, anemia juga dapat disebabkan gangguan penyerapan zat-zat pembentuk sel darah merah hingga gangguan dari dalam tubuh, seperti talasemia, alergi, lupus, anemia hemolitik kanker darah, dan sebagainya.
“Jadi, pengobatan anemia tergantung penyebabnya,” kata Aru.
Karena itu, ia menyarankan penderita anemia segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya. Jika sudah diketahui, anemia bisa segera tertangani sesuai penyakit yang telah didiagnosis dokter.
“Selanjutnya, secara umum lakukan pola hidup sehat, makan yang bergizi, dan hindari makan junk food,” tambahnya.
Syarat donor darah
Pola hidup sehat yang dapat dilakukan adalah memastikan diri mendapat cukup asupan zat besi, folat, dan vitamin B12 atau kobalamin. Beberapa jenis makanan yang bisa dipilih misalnya ayam atau kalkun, kacang, bayam, sereal sarapan, dan roti. Jika penderita anemia adalah vegetarian atau vegan, tanyakan pada dokter atau ahli gizi makanan apa saja yang disarankan.
Selain itu, penambahan asupan dari suplemen atau vitamin C dapat membantu tubuh menyerap lebih banyak zat besi dari makanan dan usahakan kurangi minuman berkafein serta pilih sereal dan roti yang diperkaya zat besi. Aru mengatakan penderita anemia boleh melakukan donor darah. Namun, hal tersebut harus dilakukan dengan persyaratan khusus untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Penderita anemia diperbolehkan untuk donor dengan syarat pertama sedang tidak anemia atau Hb-nya cukup,” paparnya.
Penderita anemia maupun pendonor dengan kondisi kesehatan normal lain diharuskan tidak sedang menderita penyakit menular seperti HIV, hepatitis, dan lainnya. Syarat lain adalah pendonor darah tidak sedang dalam kondisi hipertensi sehingga proses pengambilan darah dapat berjalan dengan baik.