Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Poikilositosis merupakan istilah medis yang merujuk pada kondisi sel darah merah yang tidak berbentuk normal dalam darah. Sel darah yang berbentuk tidak normal disebut poikilosit. Sel darah merah membawa oksigen dan nutrisi ke jaringan dan organ tubuh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika sel darah merah berbentuk tidak beraturan, oksigen dapat tidak cukup terbawa dalam darah. Mengutip healthline, ada beberapa jenis poikilositosis yang tergantung pada karakteristik sel darah merah yang bentuknya tidak normal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun bisa saja untuk memiliki lebih dari satu jenis poikilosit dalam darah pada waktu tertentu, biasanya salah satu satu jenis akan melebihi jumlah yang lain.
Sferosit
Sferosit adalah sel bulat kecil dan padat yang tidak memiliki bagian tengah dan berwarna lebih terang. Sferosit dapat terlihat dalam kondisi berikut:
- Sferositosis herediter
- Anemia hemolitik autoimun
- Reaksi transfusi hemolitik
- Gangguan fragmentasi sel darah merah
Stomatosit
Bagian tengah sel stomatosit berbentuk elips, bukan bulat. Stomatosit sering digambarkan berbentuk mulut, dan dapat terlihat pada orang dengan:
- Alkoholisme
- Penyakit hati
- Stomatositosis herediter, yakni kelainan genetik langka yang merujuk pada membran sel membocorkan ion natrium dan kalium
Kodosit
Kodosit kadang-kadang disebut sel target karena mereka sering menyerupai bullseye. Kodosit dapat muncul dalam kondisi berikut:
- Talasemia
- Penyakit hati kolestatik
- kelainan hemoglobin C
- Orang yang baru-baru ini limpanya diangkat (splenektomi)
Meskipun tidak umum, kodosit juga dapat terlihat pada orang dengan anemia sel sabit, anemia defisiensi besi, atau keracunan timbal.
Leptosit
Sering disebut sel wafer, leptosit tipis, sel datar dengan hemoglobin di tepi sel. Leptosit terlihat pada orang dengan gangguan thalassemia dan penyakit hati obstruktif.
Sel sabit
Sel sabit, atau drepanosit, adalah sel darah merah berbentuk bulan sabit yang memanjang. Sel-sel ini adalah ciri khas dari anemia sel sabit serta hemoglobin S-thalassemia.
Eliptosit
Eliptosit, juga disebut sebagai ovalocytes, berbentik sedikit oval hingga berbentuk cerutu dengan ujung tumpul. Biasanya, kehadiran eliptosit dalam jumlah besar menandakan kondisi bawaan yang dikenal sebagai eliptositosis herediter. Jumlah sedang elliptocytes dapat terlihat pada orang dengan:
- Talasemia
- Mielofibrosis
- Sirosis
- Anemia defisiensi besi
- Anemia megaloblastik
Dakriosit
Dakriosit adalah sel darah merah yang berbentuk satu ujung bulat dan satu ujung runcing. Jenis poikilosit ini dapat terlihat pada orang dengan:
- Talasemia beta
- Mielofibrosis
- Leukemia
- Anemia megaloblastik
- Anemia hemolitik
Akantosit
Akantosit memiliki tonjolan berduri abnormal di tepi membran sel. Akantosit ditemukan dalam kondisi seperti:
- Abetalipoproteinemia, yakni suatu kondisi genetik langka yang menyebabkan ketidakmampuan untuk menyerap lemak makanan tertentu
- Penyakit hati alkoholik
- Setelah splenektomi
- Anemia hemolitik autoimun
- Penyakit ginjal
- Talasemia
- Sindrom McLeod
Echinosit
Seperti akantosit, echinosit juga memiliki tonjolan di tepi membran sel tetapi biasanya lebih merata dan terjadi lebih sering daripada di akantosit. Echinosit juga disebut sel duri.
Echinocytes dapat terlihat pada orang dengan kondisi berikut:
- Defisiensi piruvat kinase, kelainan metabolisme bawaan yang memengaruhi kelangsungan hidup sel darah merah
- Penyakit ginjal
- Kanker
Skizosit (schistosit)
Skizosit adalah sel darah merah yang terfragmentasi. Ini biasanya terlihat pada orang dengan anemia hemolitik atau mungkin muncul sebagai respons terhadap kondisi berikut:
- Sepsis
- Infeksi parah
- Luka bakar
- Cedera jaringan
HATTA MUARABAGJA
Baca juga: Mengapa Darah Berwarna Merah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.