Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Buah Lerak Bisa Digunakan untuk Sabun Cuci Piring Hingga Sampo Alami

Nenek moyang kita dulu sering menggunakan buah lerak untuk sabun. Simak tips mudah membuat sabun cair dari buah lerak.

28 Desember 2020 | 23.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Buah lerak (Sapindus rarak). rootsimple.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Anak zaman now mungkin belum mengenal lerak. Buah dari tumbuhan yang juga dikenal dengan nama klerek atau rerek ini pada masanya adalah sabun alami yang dimanfaatkan oleh nenek moyang untuk mencuci pakaian, bahan-bahan dari kuningan, tembaga, bahkan emas. Biji lerak atau Sapindus rarak sendiri mengandung saponin, suatu alkaloid beracun, yang dapat menghasilkan busa dan berfungsi sebagai bahan pencuci.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lerak yang sudah diolah menjadi sabun lerak, dapat digunakan untuk membersihkan pakaian, piring dan membersihkan lantai hingga. Menurut Founder Demi Bumi Jessica Halim, lerak juga bisa digunakan untuk sampo, pembasmi nyamuk atau serangga, cuci tangan. "Boleh juga untuk sabun hewan peliharaan, pembersih lantai wastafel dan kamar mandir," katanya pada acara virtual bertajuk 'Mudahnya Hidup Bersahabat dengan Bumi – Tips Anti Ribet Hidup Ramah Lingkungan' oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 19 Desember 2020.

Buah lerak (Sapindus rarak). siamherba.net

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lerak kata Jessica sebenarnya sudah lama digunakan oleh masyarakat Indonesia. Namun karena banyak masuk budaya Barat, kebiasaan itu jarang diketahui masyarakat saat ini. "Temen temen bisa sadar, buah bisa hasilkan sabun. Buah lerak ini sudah banyak dijual ke Jepang dan Australia dengan harga yang mahal. Banyak produk Indonesia yang natural dan bagus-bagus lari ke luar negeri namun kita sendiri tidak pakai, karena kita kurang di edukasi sehingga produk Indonesia banyak yang hilang (di dalam negeri)," katanya.

Jessica mengajak masyarakat untuk menggunakan lerak dalam kehidupan sehari-hari. "Maka sering-seringlah belajar agar kita lebih mengenai produk kita yang lebih alami sehingga bisa melindungi bumi," katanya.

Ia memberikan tips bagaimana membuat sabun cair dengan buah lerak. Pertama, gunakan 1 mangkuk kecil buah lerak yang berisi sekitar 20 buah lerak. Lalu rendam lerak selama 2 malam bersama 1-2 liter air. "Intinya sampai kulit buah melunak," katanya.

Setelah kulit melunak, pencet buah lerak hingga getah saponin yang terkandung di dalamnya keluar. Untuk menambah aroma pada sabun buah lerak Anda, Anda bisa tambahkan kulit jeruk atau daun jeruk, atau sereh sesuai keinginan Anda. "Kemudian merebus lerak selama 1 jam dengan api kecil Terakhir tambahkan setengah cup cuka alami setelah mendidih," katanya.

Setelah selesai, sabun lerak itu bisa digunakan untuk berbagai macam manfaat. "Semudah itu membuatnya," kata Jessica.

Webinar bertajuk 'Mudahnya Hidup Bersahabat dengan Bumi – Tips Anti Ribet Hidup Ramah Lingkungan' oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia pada 19 Desember 2020

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Dokter Gigi Linda Kusdhany, mengaku prihatin akan lingkungan di Jakarta dalam hal pengelolaan sampah. Ia berharap masyarakat bisa meningkatkan pengetahuan dan kesadaran akan cara hidup ramah lingungan agar dapat meminimalkan jumlah sampah sehingga bisa membantu pemerintah mengatasi masalah sampah. "Harapannya acara ini dapat membangun awareness akan pentingnya menjaga lingkungan di sekitar kita," kata Linda.

Ketua Panitia dan Moderator Dokter Gigi Nina Ariani mengatakan sejak tahun 2017 dikembangkan program Universitas Indonesia GoGreen di kampusnya. Webinar pengabdian masyarakat Departemen Prostodonsia FKG UI ini merupakan bagian aksi GoGreen dari kepedulian UI pada lingkungan melalui pengelolaan sampah, khususnya sampah plastik sekaligus menyajikan solusi hidup ramah lingkungan. “Masing-masing individu harus memiliki keyakinan bahwa kita mampu (mengatasi sampah-sampah kita sendiri) dan menyadari bahwa kita melakukan ini bukan hanya untuk diri kita sendiri namun untuk generasi-generasi berikutnya juga,” kata Nina.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus