Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sapto Djojokartiko menampilkan koleksi Musim Gugur/Musim Dingin 2020 (F/W 20) dengan format yang sedikit berbeda. Tak ada peragaan busana. Dia mengajak para tamu mengintip butik pertamanya di Plaza Senayan, Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020.
Bicara tentang koleksi musim ini, Sapto mengatakan tak lagi hanya memasukkan satu motif komunal. "Kalau biasanya saya cuma masukin satu motif komunal, koleksi kali ini lebih bervariasi, termasuk ada ikat juga. Untuk warna juga lebih bervariasi, baik gelap atau terang," ucap Sapto saat ditemui usai konferensi pers.
Seperti biasanya, keseluruhan koleksi yang ditampilkan mengusung banyak detail-detail, tapi kali ini dapat dikenakan untuk beraktivitas sehari-hari maupun ketika mendatangi acara-acara formal.Desainer Sapto Djojokartiko memaerkan koleksi Musim Gugur/Musim Dingin 2020 di flagship store-nya di Jakarta, Rabu, 11 Maret 2020. (TEMPO/Eka Wahyu Kartika)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Proses kreatif yang dilakoni Sapto sekitar 5-6 bulan membuat dirinya berani bermain warna dan siluet yang ditampilkan. Termasuk pemilihan material bahan seperti organza yang light, full sulam, dan embroidery.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Desainer yang telah berkarya selama 12 tahun di industri fashion ini juga membawa kembali beberapa filosofi penting dari dunia mode dan juga seni. Baginya dunia mode ialah gabungan dari dua komponen penting yakni sisi kreatif berkesenian dan komersil
Keinginan untuk memberikan servis lebih kepada setiap individu yang berbusana dengan hasil karyanya, Sapto Djojokartiko juga bermaksud menyuguhkan suasana hangat dan kekeluargaan agar setiap pengunjung dapat menggali lebih dalam filosofi dari rumah mode tersebut.
“Saya selalu memiliki keinginan untuk menciptakan komunitas kecil, sesuatu yang lebih dari keinginan memiliki sebuah barang maupun mengadopsi sebuah bentuk gaya hidup. Harapan saya tempat ini dapat menjadi wadah bagi siapapun untuk
bertukar ide dan juga berdiskusi.
Konsep flagship store ini didasari dari diskusi awal dengan desainer tata ruang tergabung di Gondojules Studio yang didirikan oleh Brian Gondokusumo.
Brian menjelaskan bahwa ide besar yang diusung adalah menciptakan ruang di mana para pengunjung dapat merasakan dampak dari setiap visual yang disuguhkan tanpa merasa terprovokasi dengan kehadiran setiap elemen yang ada di dalam ruangan tersebut.
Aneka patung pahatan yang terbuat dari kayu dan juga kesan mewah yang ditampilkan melalui dinding yang terbuat dari batuan sedimen menghiasi setiap sudut dari flagship store.