Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Bukan Pagi Hari, Waktu Terbaik Dapatkan Sinar Matahari Adalah...

Sinar matahari bisa memberikan dampak baik dan juga dampak buruk bagi tubuh bila berlebihan. Kapan waktu terbaik dapatkan kualitas sinar matahari?

3 Desember 2019 | 06.35 WIB

Ilustrasi wanita santai sambil berjemur sinar Matahari. Dan Kitwood/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi wanita santai sambil berjemur sinar Matahari. Dan Kitwood/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sinar matahari ibarat seseorang yang punya dua kepribadian. Di satu sisi, paparan sinar matahari bermanfaat dan dapat menolong banyak orang. Namun di sisi lain, sinar matahari bisa menjadi sumber penyakit yang parah. Manfaat sinar matahari, terutama untuk sintesis vitamin D, bisa didapatkan apabila Anda terpapar dalam durasi yang wajar. Sebab, jika berjemur secara berlebihan, Anda justru akan mengalami peningkatan risiko luka bakar, hingga kanker kulit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Di negara tropis seperti Indonesia, sinar matahari bisa didapatkan sepanjang tahun. Meski begitu, bukan berarti Anda bisa berjemur kapan saja. Ada waktu-waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari dan meminimalkan risiko terjadinya kanker kulit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendapat mengenai waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari memang masih beragam. Pendapat paling umum adalah saat pagi hari. Namun, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa waktu terbaik adalah saat siang hari.

Sebuah penelitian mengemukakan bahwa waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah siang hari. Sebab, pada waktu inilah risiko kanker kulit jenis cutaneous malignant melanoma (CMM), justru berada di angka yang paling rendah.

Selain itu, paparan sinar matahari yang didapatkan antara pukul 10.00 hingga pukul 15.00, dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan. Meski begitu, di jam-jam tersebut, risiko kulit terbakar matahari juga akan meningkat karena sinar matahari cukup menyengat. Sehingga, Anda perlu membatasi waktu paparan.

Waktu ideal terkena paparan matahari, hanyalah 5-15 menit setiap harinya. Itupun bisa didapatkan saat melakukan kegiatan sehari-hari, seperti berjalan saat siang hari. Anda tidak perlu meluangkan waktu khusus untuk berjemur, demi mendapatkan vitamin D yang dibutuhkan.

Paparan sinar matahari di wajah, tangan, atau lengan sebanyak dua hingga tiga kali seminggu, sudah cukup untuk menjaga kadar vitamin D di tubuh. Lagipula, Indonesia adalah negara tropis yang dekat dengan garis khatulistiwa. Sehingga, Anda tidak perlu banyak waktu untuk berjemur.

Jadi sebenarnya, kekurangan vitamin D adalah hal yang relatif jarang dialami masyarakat Indonesia. Kondisi kekurangan vitamin D, lebih banyak terjadi pada lansia yang sudah jarang sekali keluar rumah.

SEHATQ

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus