Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Alergi binatang alergi terjadi saat sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap air liur, sel kulit mati, bulu, urine hewan peliharaan. Paparan alergen itu bisa berkembang di mana saja, bahkan yang tak ada hewan peliharaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Merujuk Asthma Allergy and Foundation of America, sekitar 7 dari 10 rumah tangga di Amerika Serikat memiliki hewan peliharaan. Tapi banyak juga orang yang alergi binatang, terutama yang memiliki riwayat asma. Mengutip Health Direct, sekitar 1 dari 5 orang mengalami alergi binatang. Sebagian besar alergi kucing atau anjing. Adapun binatang lainnya, yaitu marmut, tikus, kuda, dan burung.
Apa itu alergi anjing?
Sama seperti kucing, anjing juga menimbulkan banyak alergen di bulu, air liur dan urine. Merujuk WebMD, sekitar 37 persen hingga 47 persen rumah tangga di Amerika memelihara seekor anjing.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut National Institutes of Health, bulu hewan peliharaan hampir ada di setiap rumah di Amerika. Orang yang sensitif rentan bereaksi alergi anjing. Gejala alergi anjing sama seperti penyebab alergen lainnya, yaitu batuk, bengek. mata merah, gatal, pilek, hidung tersumbat, bersin.
Orang yang alergi hewan peliharaan cenderung punya reaksi yang sama terhadap serbuk sari dan tungau debu. Rinitis alergi atau hay fever peradangan rongga hidung akibat reaksi terpapar partikel asing atau alergen. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai jenis alergen, di antaranya serbuk sari, debu, atau bulu hewan.
Mengutip Medical New Today, gejala umum alergi serbuk sari bunga, yaitu bersin, mata berair, tenggorokan gatal, hidung tersumbat. Terkadang juga muncul bengkak di bawah mata.
Di Inggris selama musim bertebaran serbuk sari bunga berlangsung dari Maret hingga November yang rentan menyebabkan alergi bagi orang yang sensitif, dilansir Met Office. Hay fever sebutan lain kondisi itu yang tergolong alergi musiman
Gejala ini biasanya akan muncul dalam beberapa menit setelah terpapar partikel asing atau alergen. Pertahanan alami terhadap infeksi, yakni sistem kekebalan tubuh akan bereaksi terhadap alergen.
Alergen hewan peliharaan lengket dan bisa bertahan lama. Alergen juga bisa mengudara, kemudian menempel di pakaian dan rambut. Orang bisa menjadi sensitif, bahkan memiliki reaksi alergi terhadap kucing, anjing dan hewan lainnya walaupun tak pernah memelihara.
Mengutip Health Direct, cara mencegah alergi binatang sudah pasti tak memelihara hewan. Tapi jika menyukai hewan peliharaan, solusinya membuat kandang yang letaknya jauh dari tempat di rumah untuk banyak beraktivitas dalam ruangan agar alergen tak banyak berkembang. Selalu membiasakan cuci tangan setelah menyentuh hewan peliharaan. Tidak pula membiarkan hewan masuk ke kamar tidur.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.