Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cameron Boyce Alami Kejang Sebelum Meninggal, Apa Penyebabnya?

Aktor Disney Cameron Boyce meninggal setelah mengalami kejang saat tidur. Ketahui penyebab kejang selain epilepsi.

9 Juli 2019 | 09.35 WIB

Cameron Boyce (Instagram @disney)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Cameron Boyce (Instagram @disney)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Cameron Boyce dilaporkan meninggal karena kejang mendadak saat tidur pada Sabtu malam, 6 Juli 2019. Laporan kematian aktor jebolan Disney itu menimbulkan pertanyaan tentang kondisi medis ini. Dan, kontributor Forbes Nina Shapiro menulis bahwa banyak yang tidak tahu jika aktor muda berbakat ini menderita gangguan kejang.

Baca juga: Cameron Boyce Meninggal, Simak 4 Fakta Tentangnya

Perlu diketahui bahwa gangguan kejang yang juga dikenal sebagai epilepsi, memengaruhi sekitar 0,5 persen populasi Amerika Serikat atau sekitar 3 juta orang dewasa dan hampir 0,5 juta anak-anak. Sementara itu, sekitar 65 juta orang di seluruh dunia hidup dengan epilepsi, demikian laporan yang dikutip Antara dari Forbes, Senin, 8 Juli 2019. 

Kejang adalah gangguan listrik yang secara tiba-tiba dan tidak terkendali di otak yang bertahan dari 30 detik hingga 2 menit. Seseorang yang memiliki riwayat kejang biasanya didiagnosis epilepsi, dan sangat sering penyebab gangguan kejang individu tertentu justru tidak diketahui.

Dalam kasus lain, itu mungkin bisa karena gangguan otak lain seperti stroke, setelah cedera kepala parah, tumor otak, atau infeksi seperti miningitis.

Ada berbagai jenis kejang, dan manifestasinya akan tergantung pada jenis gangguan kejang individu tersebut. Mereka diklasifikasikan sebagai "fokus”. Kejang fokus akan melibatkan satu bagian otak, menghasilkan aksi spesifik yang tidak terkontrol, dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau kesadaran yang berubah.

Tindakan-tindakan ini mungkin termasuk gerakan berulang seperti menggosok-gosok tangan atau mengunyah, menyentak bagian tubuh yang tidak disengaja, atau secara tiba-tiba mengubah indra penciuman, penglihatan, atau keseimbangan.

Sementara kejang umum melibatkan semua bagian otak. Salah satu jenis kejang umum, yang dikenal sebagai kejang "absen" (sebelumnya dikenal sebagai "petit mal"), mengakibatkan mata berkedip atau menatap ke angkasa dengan kehilangan kesadaran singkat.

Kejang tonik-klonik, yang sebelumnya dikenal sebagai kejang "grand mal", mungkin merupakan jenis yang paling banyak diketahui, terkait dengan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba, pergerakan bagian tubuh yang tidak terkontrol, secara tidak sengaja menggigit lidah, kekakuan tubuh, dan hilangnya kontrol kandung kemih.

Kebanyakan gangguan kejang, setelah diidentifikasi, dikelola dengan terapi medis untuk mengontrol frekuensi kejang. Namun, banyak dari kondisi ini yang mengalami kejang. Ketika obat-obatan tidak optimal, operasi reseksi bagian otak yang memicu kejang bisa menjadi pilihan.

Kematian mendadak yang tak terduga dalam epilepsi (SUDEP) memang jarang terjadi, hanya satu hingga dua per 1.000 pasien dengan epilepsi.

Baca juga: Cameron Boyce Meninggal, Cegah Kejang dengan 4 Cara Ini

Belum jelas apa penyebab pasti kematian Cameron Boyce yang mengalami kejang. Satu penyebab yang mungkin bahwa kejang dapat menimbulkan kematian adalah karena ketidakmampuan untuk bernafas atau tersedak pada sekresi sendiri, menyebabkan kekurangan oksigen dan gangguan pernapasan.

Kejang juga dapat memicu irama jantung yang tidak teratur, yang menyebabkan detak jantung terhenti.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus