Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Cegah Penularan Hepatitis A, Dokter Sarankan Dua Langkah Ini

Dokter menyarankan menerapkan pola hidup sehat untuk mencegah penularan hepatitis A seperti yang terjadi di Pacitan. Ini langkahya.

29 Juni 2019 | 08.01 WIB

Ilustrasi penyakit Hepatitis.TEMPO/iqbal Lubis
Perbesar
Ilustrasi penyakit Hepatitis.TEMPO/iqbal Lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian luar biasa atau KLB hepatitis A di Pacitan, Jawa Timur, telah memakan korban lebih dari 800 orang. Penyakit yang disebabkan virus hepatitis A ini dilaporkan mulai marak pada 14 Juni lalu dan menyebar dengan cepat. Bagaimana mencegah penularannya?

Baca juga: KLB Hepatitis A di Pacitan, Cek Gejala dan Cara Menghindarinya

Ahli kesehatan yang juga Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB mengatakan salah satu cara mencegah penularan adalah menerapkan pola hidup sehat.

"Pencegahan yang terpenting adalah hidup sehat dengan makan yang teratur dan cukup gizi, istirahat cukup dan banyak mengonsumsi buah dan sayur-sayuran," katanya saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Dia juga sangat menganjurkan agar masyarakat menjaga kebersihan diri dengan rajin mencuci tangan pakai sabun. "Cuci tangan pakai sabun yang rutin, sebelum dan sesudah makan dan setelah keluar dari toilet, apalagi penyakit ini tertular melalui makanan dan minuman," katanya.

Bukan hanya dari makanan, hepatitis A juga bisa menular dari orang ke orang. Itu sebabnya, khusus untuk yang mengurus orang sakit dengan hepatitis A, harus menjaga daya tahan tubuhnya dengan baik kalau perlu dengan mengonsumsi suplemen vitamin atau mineral.

Baca juga: 33 Siswa SD Terjangkit Hepatitis A, Depok Tetapkan KLB Parsial

Sebelum KLB di Pacitan, kejadian hepatitis A yang menular hingga ratusan orang juga pernah terjadi di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, pada September 2018. Kementerian Kesehatan mengidentifikasi meluasnya penyakit hepatitis A di daerah tersebut dikarenakan perilaku hidup masyarakat yang kurang bersih seperti berbagi penggunaan alat makan saat bersamaan, serta meminum air isi ulang tanpa merek yang tidak dimasak lebih dulu.

ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus