Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah menimbulkan beberapa masalah serius, salah satunya krisis pangan. CEO Hara, Regi Wahyu, mengatakan banyak peternak dan petani yang terdampak Pandemi Covid-19, mereka tidak dapat mendistribusikan produknya kepada masyarakat di perkotaan. HARA adalah penyedia data untuk petani dan stakeholders berbasis block-chain di bidang pertanian dan ketahanan pangan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Di perkotaan banyak restoran yang menjual produk ayam. Ayam-ayam tersebut diproduksi oleh peternakan, namun pada masa pandemi seperti ini, para peternak kesulitan menjual ayam mereka karena banyak restoran yang menjual ayam tutup,” kata Regi pada acara United Way Leads Donation dalam mendukung Gerakan #PeduliPangan: Nationwide Food Security Campaign in Indonesia 21 Juli 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Hal senada juga dikatakan Presiden Direktur 3M Indonesia, Sashidharan Sridharan, dia mengatakan bahwa Pandemi Covid-19 telah memperburuk masalah nutrisi makanan yang selama ini sudah dihadapi beberapa kalangan masyarakat. Hal tersebut diperparah dengan terkendalanya distribusi makanan dan penurunan aktivitas ekonomi.
Menyiasati kesulitan pasokan dan permintaan makanan tersebut, beberapa organisasi membentuk gerakan sosial bernama #PeduliPangan. Gerakan #PeduliPangan adalah upaya membantu para petani skala kecil di desa-desa yang tidak dapat menjual hasil panen mereka secara efektif selama pandemi ini, serta masyarakat berpenghasilan rendah di kota-kota yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi dasar mereka. Gerakan tersebut adalah kolaborasi elemen di desa seperti petani dan peternak dengan relawan yang mendistribusikan makanan siap saji kepada masyarakat yang membutuhkan.
Kegiatan konsorsium donasi amal ini dipimpin oleh Badan amal asal Amerika Serikat, United Way Worldwide. Beberapa organisasi dari 3M, Community Chest of Korea
(CCK), dan William and Lily Foundation (WLF) juga ikut mendukung peningkatan rantai pasokan makanan di Indonesia.
Presiden Internasional United Way Worldwide Jose Pedro Ferrao mengatakan Gerakan Peduli Pangan memobilisasi kepedulian masyarakat setempat untuk mendukung kesejahteraan mereka yang lebih rentan. "Kegiatan ini menciptakan perubahan sistemik dalam rantai pasokan makanan lokal yang bermanfaat bagi petani, pekerja, dan juga keluarga berpenghasilan rendah yang terkena dampak COVID-19," katanya. Gerakan itu, diharapkan menjadi solusi kreatif untuk mengatasi kerawanan pangan.
Direktur William & Lily Foundation Michele Soeryadjaya mengatakan semakin hari semakin banyak orang mengalami tantangan dalam pemenuhan kebutuhan harian yang paling mendasar. "Saat memiliki kesempatan untuk berbagi, berkarya dan bersuara, mari memanfaatkan kesempatan ini untuk terus menerus bekerja sama dalam membantu meringankan beban masyarakat paling terdampak oleh pandemi ini," katanya.
Berbagai organisasi yang bergerak dalam gerakan ini berkoordinasi untuk meningkatkan dampak dengan membeli bahan makanan mentah dari petani skala kecil, bekerja dengan relawan lokal yang memasak, dan mendistribusikan makanan sehat kepada lanjut usia dan masyarakat berpenghasilan rendah. Program ini telah mengeksekusi 4 dapur dan membagikan 8 ribu makanan dan berencana meningkatkan hingga 160 ribu porsi makanan di tahun ini melalui donasi.
Gerakan Peduli Pangan mengundang masyarakat untuk memulai program #PeduliPangan Food Security di aplikasi Campaign #ForChange
MUHAMMAD AMINULLAH