Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menunaikan ibadah haji merupakan impian bagi umat Muslim, dan persiapan yang matang sangat penting bagi penderita diabetes agar mereka dapat menjalani ibadah tersebut tanpa mengganggu kesehatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dr. Farid Kurniawan, seorang spesialis penyakit dalam dari Divisi Endokrin, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, menekankan pentingnya persiapan bagi penderita diabetes sebelum berangkat ke Tanah Suci. Ia mengatakan bahwa untuk mengatasi risiko-risiko, persiapan khusus harus dilakukan. Lantas apa saja persiapan khusus tersebut?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Konsultasi dengan Dokter
Sebelum berangkat haji, penderita diabetes sangat disarankan untuk mengadakan pertemuan dengan dokter mereka. Dokter akan melakukan penilaian menyeluruh terhadap kondisi kesehatan mereka, menyesuaikan terapi jika diperlukan, dan memberikan panduan mengenai cara mengelola diabetes selama perjalanan haji. Selain itu, menurut dr. Farid, penting bagi penderita diabetes untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai kemungkinan komplikasi serta penyesuaian dosis obat atau jenis insulin yang akan digunakan.
2. Meminta Surat Keterangan dari Dokter
Ketika berkonsultasi dengan dokter, penting untuk meminta dokter memberikan surat keterangan yang menjelaskan tentang kondisi dan pengobatan diabetes pasien yang bersangkutan. Surat keterangan tersebut diperlukan untuk membantu petugas kesehatan haji dalam memberikan penanganan medis yang tepat saat pasien memerlukan perawatan di Tanah Suci. Dr. Farid juga menjelaskan rincian isi dari surat keterangan tersebut.
“Isinya namanya siapa, kontak yang bisa dihubungi, grup atau kloter, termasuk juga informasi obat-obatan yang dikonsumsi apa saja. Itu biasanya memudahkan tim kesehatan atau panitia penyelenggara mengidentifikasi kebutuhan jemaah,” jelas Farid
3. Menyiapkan Persediaan Obat
Pastikan untuk membawa cukup obat-obatan selama perjalanan, termasuk insulin atau obat-obatan oral untuk mengatur kadar gula darah. Selain itu, perlengkapan medis seperti alat ukur gula darah dan jarum suntik juga perlu dibawa dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan selama perjalanan.
Hal ini juga selaras dengan Dr. Farid yang menyarankan penderita diabetes yang akan menunaikan ibadah haji untuk membawa obat-obatan dalam jumlah yang mencukupi atau lebih banyak lagi untuk memastikan ketersediaannya saat dibutuhkan. Dia juga menekankan pentingnya memastikan bahwa obat yang diperlukan selama rentang waktu 3x24 jam selalu ada di dalam tas mereka, disertai dengan identitas, saat beraktivitas di Tanah Suci.
4. Menyiapkan Tas untuk Insulin
Penderita diabetes yang memerlukan insulin disarankan untuk menyimpannya dalam tas genggam atau tas pendingin selama perjalanan pesawat, dan segera menaruhnya di dalam kulkas setelah tiba di tempat menginap agar kualitasnya tetap terjaga. Dr. Farid juga mengingatkan pasien diabetes untuk memastikan bahwa persediaan insulin dan jarum cukup memadai selama menjalani ibadah haji.
5. Lakukan Pengukuran Gula Darah Secara Berkala
Dr Farid menyarankan agar melakukan pengukuran gula darah sebelum dan setelah ibadah seperti tawaf dan sa'i, jika memungkinkan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil. Selain itu, dia juga menyarankan untuk membawa sumber gula seperti permen atau camilan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah terjadinya hipoglikemia.
6. Perlu Vaksinasi
Dr. Farid menjelaskan bahwa penderita diabetes juga perlu mendapatkan vaksinasi untuk penyakit seperti meningitis, influenza, dan pneumonia. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko terkena infeksi selama menjalani ibadah haji. Ini penting karena penderita diabetes rentan terhadap komplikasi yang lebih serius akibat infeksi. Dengan mendapatkan vaksinasi yang sesuai, mereka dapat lebih terlindungi dari potensi risiko tersebut dan dapat menjalani ibadah haji dengan lebih aman.
ANTARA
Pilihan editor: LBM PBNU Soroti Haji Tanpa Visa Resmi Berpotensi Jadi Haji Ghasab