Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Daftar Risiko Operasi Bariatrik yang Bukan Jalan Pintas Menuju Langsing

Operasi bariatrik memberikan manfaat signifikan, seperti penurunan berat badan yang cepat dan peningkatan kualitas hidup, tetapi ada risiko tertentu.

23 Juni 2023 | 15.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi operasi bariatrik. Kredit: bariatriccookery.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Operasi batriatrik merupakan operasi ringan dengan cara pembedahan dan pemotongan lambung. Seperti yang dilakukan Melly Goeslaw yang berhasil menurunkan berat badannya hingga mencapai 52 kg dalam waktu singkat. Obesitas memang berbahaya karena meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari Mayo Clinic, operasi bariatrik merupakan bedah yang dilakukan untuk menurunkan berat badan berlebih dan mengurangi risiko masalah kesehatan yang berpotensi mengancam nyawa. Berdasarkan informasi di website Kementerian Kesehatan, bahwa operasi bariatrik merupakan metode penurunan berat badan bagi penderita obesitas. Operasi ini menjadi pilihan ketika diet dan olahraga tidak membantu atau karena masalah kesehatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Langkah efektif ini dinilai ampuh untuk menurunkan berat badan secara cepat, namun ternyata memiliki risiko dan efek samping jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, prosedur yang dilakukan sebelum operasi juga cukup panjang seperti menjalani tes pemeriksaan laboratorium hingga mengkonsumsi makanan sehat. Untuk itu, ketahui daftar risiko operasi batriatrik berikut ini.

1. Risiko Umum Pasca Operasi

Risiko pasca operasi bedah bariatrik yang sering dialami yakni refluks asam, risiko anestesi, mual, muntah, pelebaran saluran kerongkongan, tidak mampu mengkonsumsi makanan tertentu, infeksi, obstruksi lambung, hingga mengalami kesulitan menurunkan berat badan.

2. Risiko Jangka Panjang Pasca Operasi

Risiko jangka panjang pasca operasi bariatrik akan mengalami sindrom dumping, kondisi yang dapat menimbulkan gejala seperti mual dan pusing. Terjadi penurunan gula darah, malnutrisi, muntah-muntah, bisul, penyumbatan usus, dan hernia.

3. Bypass Lambung

Bypass lambung setelah mengalami operasi bariatrik adalah kerusakan organ, sindrom dumping, batu empedu, burut, pendarahan, kebocoran organ lambung, malnutrisi, perforasi, obstruksi usus, masalah organ paru-paru dan jantung, serta cedera kulit.

4. Risiko Lengan Lambung

Risiko pada lambung setelah operasi bariatrik antara lain penggumpalan darah, batu empedu, tukak lambung, pendarahan, keluarnya cairan lambung, perforasi, penyempitan saluran pencernaan, serta kekurangan vitamin dan zat besi.

5. Penyesuaian Pita Lambung

Pita lambung setelah operasi bariatrik akan mengalami pembekuan darah, intoleransi makanan, infeksi, malnutrisi, perforasi lambung, dan kekurangan vitamin. 

6. Risiko Saklar Duodenum

Risiko saklar duodenum dari pemotongan organ lambung yakni pembekuan darah, sumbatan usus, sindrom dumping, pendarahan, batu empedu, burut, infeksi, gula darah rendah, masalah paru-paru dan pernapasan, kebocoran lambung, malnutrisi, perforasi perut, bisul serta muntah-muntah.

Nah, itu dia daftar risiko operasi bariatrik yang tidak bisa dijadikan sebagai jalan pintas menuju langsing. Pastikan untuk mengikuti segala petunjuk dokter, merubah gaya hidup, mengkonsumsi vitamin dan melakukan kontrol secara berkala untuk memperoleh hasil maksimal.

Nur Qomariyah

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus