Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ramai candaan Gus Miftah terhadap seorang penjual es teh yang viral di media sosial dan berbuntut panjang. Psikolog klinis Anggie Harmalia mengatakan kalimat candaan yang sudah melewati batas bisa menimbulkan dampak psikologis bagi penerimanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Dampak pada penerima candaan jika candaan yang diterima melewati batas bisa menurunkan rasa percaya diri, memicu stres, kecemasan, dan atau tekanan psikologis lainnya,” kata Anggie, Kamis, 5 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Psikolog dari Tiga Generasi Psychology Center ini mengatakan orang yang tersinggung dengan candaan yang dilontarkan juga bisa berdampak pada munculnya perilaku menghindari orang lain sehingga dapat mengganggu relasi dan memunculkan trauma. Anggie mengatakan bercanda yang melewati batas biasanya dilontarkan orang dengan ciri-ciri menghina fisik, intelektual, atau status sosial seseorang.
Lelucon tidak sesuai konteks dan diucapkan pada orang yang tidak akrab dengan pelaku juga merupakan ciri candaan yang melewati batas. Selain itu, Anggie juga mengatakan orang yang menggunakan stereotip seperti gender, ras, agama dan kondisi sosial tertentu juga bisa dianggap sebagai candaan yang minim empati serta mengabaikan reaksi orang yang dijadikan objek candaan meski sudah terlihat tidak nyaman.
“Mengabaikan reaksi penerima, jika penerima candaan terlihat tidak nyaman tetapi pelaku tetap melanjutkan candaan,” jelas lulusan Universitas Padjajaran itu.
Pahami batasan candaan
Anggie menyarankan ada batasan candaan agar tidak berujung ke penghinaan terhadap seseorang, yakni menghindari tema sensitif, seperti trauma tidak mengenakkan seseorang, membahas ras, agama, atau kekurangan fisik, serta sesuaikan dengan hubungan keakraban antara pemberi dan penerima candaan. Agar candaan tetap mengedepankan empati, pahami konteks dan situasi tempat dan peka dengan reaksi penerima.
“Penggunaan situasi umum atau pengalaman pribadi sebagai obyek candaan akan lebih netral dan meminimalisasi menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain,” saran Anggie.
Agar penerima candaan tidak terbawa perasaan, ia dapat menegur pelaku dengan sopan jika merasa sudah mengganggu. Anggie juga menyarankan untuk mengalihkan pikiran dari kalimat candaan yang dilontarkan dan fokus pada pengembangan rasa percaya diri serta toleransi terhadap humor.
Pilihan Editor: Beda Perundungan dan Bercanda Menurut Psikolog