Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Diagnosis Kanker Limfoma Hodgkin Masih Rendah, Kenali Gejala Hingga Pengobatannya

Kanker kelenjar getah bening jenis Limfoma Hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah. Pahami gejala dan pengobatannya.

4 Februari 2024 | 23.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya (POI Jaya) Ikhwan Rinaldi mengatakan dari sekian banyak kanker, limfoma Hodgkin adalah kanker dengan diagnosis yang masih rendah. “Kanker kelenjar getah bening jenis Limfoma Hodgkin adalah salah satu kanker yang tingkat diagnosisnya masih rendah. Penyakitnya ada, tapi sayangnya, pada banyak kasus, baru terdiagnosis setelah berada di stadium lanjut. Untuk itu, salah satu topik yang kita bawah hari ini adalah “Mengenal Limfoma Hodgkin”,” katanya dalam keterangan pers yang diterima Tempo pada 4 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kanker merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang memerlukan perhatian serius, di mana kanker menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Terhitung hampir 10 juta kematian pada tahun 2020, atau hampir satu dari enam kematian. Di tahun 2020, kasus kanker yang paling umum ditemui adalah kanker payudara (2,26 juta), paru-paru (2,21 juta), usus besar dan rectum (1,93 juta), prostat (1,41 juta), kulit/non-melanoma (1,2 juta), dan kanker perut (1,09 juta).  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ikhwan Rinaldi mengingatkan bahwa kanker adalah masalah kesehatan dengan urgensi yang tinggi. Secara global saja, kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak, dengan hampir 10 juta orang meninggal setiap tahunnya. "Untuk itu, POI Jaya secara berkelanjutan melakukan edukasi dan peningkatan kesadaran terkait penyakit kanker kepada Masyarakat. Seperti yang dilaksanakan tahun ini, di mana kami bekerja sama dengan berbagai mitra dalam mengangkat tema ‘Hope, Faith, Love’ (‘Harapan, Keyakinan, Cinta’) – tiga hal yang sangat krusial bagi para pasien kanker dan keluarganya,” katanya. 

Limfoma Hodgkin adalah salah satu jenis kanker yang berasal dari sel darah putih yang disebut limfosit. Limfosit merupakan komponen sistem limfatik yang merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh. Menurut data Globocan tahun 2020, di Indonesia terdapat 1.188 kasus baru limfoma Hodgkin dengan kematian sebanyak 363 kasus. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Eva Susanti menyambut baik inisiatif yang dilakukan oleh POI Jaya. “Kami mengapresiasi segala bentuk kolaborasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai penyakit kanker di Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh POI Jaya bersama para mitra ini. Sebab akses terhadap informasi dan edukasi seputar penyakit kanker di Indonesia harus terus dilakukan oleh semua pihak. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” katanya. 

Kanker yang ditemukan pada stadium awal melalui deteksi dini dan ditangani secara tepat akan memberikan peluang kesembuhan 90 persen. Apalagi saat ini pengobatan untuk limfoma Hodgkin telah tersedia dan tercakup di dalam BPJS Kesehatan. "Untuk itu, Masyarakat jangan ragu untuk segera melakukan deteksi dini,” sambung Eva.

Faktor Risiko Orang Terkena Kanker Limfoma Hodgkin

Ada sejumlah faktor risiko yang meningkatkan seseorang terkena limfoma Hodgkin di antaranya: 

1. Infeksi virus Epstein-Barr 

1 dari 1.000 orang yang terinfeksi virus Epstein-Barr berisiko terkena limfoma Hodgkin 

2. Sistem imun 

Risiko meningkat pada orang yang terinfeksi HIV (virus penyebab AIDS), orang yang mengonsumsi obat-obatan penekan sistem kekebalan tubuh, dan orang dengan penyakit autoimun 

3. Riwayat keluarga 

Saudara laki-laki dan perempuan dengan penyakit ini memiliki risiko lebih tinggi terkena LH. Risiko ini sangat tinggi untuk kembar identik dari seorang pasien LH. 

4. Jenis kelamin 

Kasus limfoma Hodgkin lebih banyak terjadi pada pria daripada wanita

5. Usia

Limfoma Hodgkin umumnya terjadi pada usia 15-30 tahun dan di atas usia 55 tahun. 

Gejala Limfoma Hodgkin

Menurut Ikhwan ada beberapa gejala yang ditimbulkan penyakit kanker limfoma. Tentu berbagai gejala itu perlu diwaspadaii masyarakat. Gejalanya seperti muncul benjolan atau pembesaran pada kelenjar getah bening di leher, bawah ketiak, atau pangkal paha. "Ada pula gejala umum yang disebut ‘B symptoms’ atau gejala sistemik seperti demam lebih dari 38 derajat celcius tanpa penyebab yang jelas, berkeringat berlebihan pada malam hari, turun berat badan lebih dari 10 persen dalam 6 bulan berturut-turut,” katanya. 

Ikhwan pun mengingatkan agar masyarakat yang mengalami berbagai gejala tersebut untuk melakukan pemeriksaan ke dokter sesegera mungkin. "Walaupun penyakit kanker limfoma Hodgkin memiliki angka kesembuhan yang tinggi, namun masih ada kemungkinan untuk kambuh sekitar 10-30 persen. Jadi, semakin dini limfoma Hodgkin dapat dideteksi, semakin cepat dapat ditangani, dan semakin tepat sasaran pengobatan yang diberikan,” kata Ikhwan.

Dalam rangka Hari Kanker Sedunia yang diperingati pada tanggal 4 Februari setiap tahunnya, Perhimpunan Onkologi Indonesia cabang Jakarta Raya (POI Jaya) melangsungkan serangkaian kegiatan “World Cancer Day: ‘Hope, Faith, Love’” dengan puncak acara dilakukan pada tanggal 4 Februari 2024.

Head of Patient Value Access PT. Takeda Indonesia, Shinta Caroline, berterima kasih atas kesempatan berkerja sama yang diberikan oleh POI Jaya dalam meningkatkan kesadaran tentang gejala, diagnosis, dan pengobatan limfoma Hodgkin. “Kami menyadari beban yang ditimbulkan penyakit ini. Oleh karena itu, Takeda berkomitmen memperkuat kerja sama dengan pihak-pihak terkait, termasuk POI dan Kementerian Kesehatan, dalam memastikan akses obat-obatan dan vaksin kami tersedia bagi para pasien di Indonesia, termasuk untuk limfoma Hodgkin yang pengobatan inovatifnya saat ini telah tersedia di JKN," kata Shinta yang berharap edukasi soal kanker Limfoma Hodgkin ini dapat mendorong deteksi dini dari masyarakat dan memberikan harapan kepada pasien untuk kehidupan yang lebih berkualitas.

Secara umum, harapan hidup pasien limfoma Hodgkin dalam 5 tahun setelah terdiagnosis adalah 89 persen. Komplikasi penyakit limfoma dapat mencakup penyebaran kanker ke organ lain, penurunan fungsi organ, kerusakan sumsum tulang, infeksi, efek samping pengobatan, dan masalah kesehatan mental atau emosional. Dalam beberapa kasus, limfoma dapat bersifat agresif dan sulit diobati, menyebabkan prognosis yang lebih buruk. Sayangnya, kebanyakan kasus Limfoma Hodgkin baru terdiagnosis pada stadium lanjut.

Jenis Pengobatan Kanker Limfoma Hodgkin

Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), beberapa jenis pengobatan kanker Limfoma Hodgkin antara lain adalah kemoterapi, adioterapi, imunoterapi, dan terapi target. Terapi target menargetkan protein pada sel kanker yang mengendalikan pertumbuhan sel kanker, tanpa mempengaruhi sel normal lain.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus