Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Disusuk Agar Tak Hamil

Indonesia akan mencoba susuk (alat anti hamil) buatan amerika serikat, bisa tahan selama 5 tahun. orang-orang yang berkecimpung dalam program kb merasa optimis cara ini akan mendapat sambutan.

7 Juni 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI mungkin memang barang yang sama sekali baru. Dan riskan pula bagi para dokter untuk membicarakannya. Soal pemakaian "susuk", yang dari zaman dulu sampai sekarang mempunyai penggemar tersendiri, baik wanita dan pria, rupanya bisa jadi obat yang jitu buat orang yang tak ingin punya anak. "Jadi bukan cuma unNk sex-appeal (daya tarik seks) saja," kata seorang dokter di Jakarta. Sejumlah 1.500 wanita di Brazilia, Chili, Muangthai, Dominika dan Yamaika, sejak 1975 mencoba alat anti hamil yang baru ini. Hasilnya sama dengan pil maupun injeksi anti kesuburan. Bedanya kalau pil harus diminum saban hari dan tak boleh telat satu hari pun, dan injeksi dilakukan 3 bulan sekali, susuk ini dipasang 5 tahun sekali. Dijamin, dalam 5 tahun tak terjadi kehamilan. Susuk buatan Wyeth Corporation dari Amerika Serikat ini terdiri dari kapsul yang kecil panjang sebesar anak korek api. Panjangnya 34 mm dan garis tengah 2,41 mm. Di dalamnya terkandung levanorgestrel yang berkhasiat menghambat pembuahan. Alat anti hamil ini disisipkan di bawah kulit. Dipasang berjajar, 6 buah jumlahnya. Pada prinsipnya susuk ini bisa dipasang sesuai dengan kemauan akseptor. Sebab dia bisa dipasang di mana saja. "Tapi untuk amannya dipasang membujur di lenganl bawah bagian dalam," urai dr. Biran Affandi, ahli kandungan dari Klinik KB Raden Saleh dan lektor madya Fakultas Kedokteran UI. Bisa saja susuk itu dipasang di dada, misalnya, tapi dikhawatirkan nanti akan melorot ke perut atau lari ke punggung. Jadi lebih baik terselip di lengan saja. Sebab ada siku yang akan menghalanginya kalau si susuk mau jalan-jalan. Dari bawah kulit, levanorgestrel sedikit demi sedikit larut dan masuk ke dalam darah. Obat itu baru habis dalam 5 tahun. Kemudian selongsongnya dikeluarkan dan susuk baru dipasang kembali. Kalau susuk dilepas apakah si akseptor bisa hamil? "Bisa," jawab Biran yang mendalami obat anti hamil ini. "Setahun setelah dilepas, menurut penelitian, si ibu bisa hamil lagi," katanya. "Dalam jangka 7 tahun kans untuk hamil adalah 80-90%." Orang-orang yang berkecimpung dalam program KB merasa optimis cara baru ini akan mendapat sambutan baik. "Jangan lupa di beberapa daerah orang sudah terbiasa pakai susuk," kata dr. Biran Affandi. Deputi Keluarga Berencana Badan Koordinasi Keluarga Berencana Pusat, Dr. Haryono Suyono juga beranggapan begitu. Menteri Kesehatan, Soewardjono Soeryaningrat yang juga menjabat kepala BKKBN memberi lampu hijau untuk menjalankan penelitian mengenai susuk yang satu ini. "Kalau hasilnya memang baik akan dimasukkan dalam program KB," katanya sepulang dari sidang WHO di Jenewa minggu lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus