Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Minuman soda legendaris Coca-Cola, Diet Coke, Sprite, dan Coke Zero ditarik dari Eropa karena kandungan tinggi klorat. Namun sebenarnya, minuman populer ini bisa berdampak lebih banyak bagi tubuh daripada yang mungkin dibayangkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apa efek dan bahaya lain menenggak minuman soda? Menurut pakar, reaksi Coca-Cola tanpa embel-embel zero atau diet coke bisa begitu instan pada tubuh. Pakar farmasi di Inggris, Niraj Naik, mengatakan menenggak sekaleng 330 ml Coke efeknya sama dengan heroin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekaleng minuman tersebut mengandung 10 sendok teh gula, cukup untuk membuat orang muntah, katanya. Sementara asupan gula harian yang diasarankan hanya enam sendok teh. Belum lagi tambahan zat-zat lainnya.
"Rasanya yang terlalu manis dari kandungan gula yang tinggi bisa membuat orang muntah segera setelah minuman memasuki tubuh. Akan tetapi, asam fosforat dalam minuman menyamarkan ras manis, membuat orang senang meminumnya," katanya kepada Medical News Today.
Dampak dalam satu jam
Setelah 10 menit, enamel gigi mulai terserang. "Asam fosforat mulai menyerang enamel gigi sementara pemanis buatan seperti aspartam menyerang sistem tubuh. Aspartam bisa mempengaruhi reseptor rasa dan membuat tubuh menganggapnya hanya sebagai gula olahan," tambahnya.
Karena kadar gula darah mulai naik setelah minum versi non-diet, setelah 20 menit minuman ini pun meningkatkan kadar insulin dan artinya liver harus mengubah gula dalam jumlah besar menjadi lemak. Setelah 40 menit, tubuh pun mulai menyerap kafein dari Coke yang menyebabkan pupil mata melebar dan tekanan darah naik.
Selanjutnya, minuman itu akan menghalangi reseptor adenosin di otak yang akan mencegah kantuk. Lima menit kemudian, dopamin pun diproduksi.
"Dopamin adalah neurotransmiter yang membantu mengontrol rasa senang dan pusat penghargaan di otak. Cara Coca-cola merangsang pusat di otak ini bisa dibandingkan dengan efek heroin dan memicu orang untuk minum lebih banyak," lanjut penjelasan di Medical News Today.
Efek dopamin inilah yang membuat orang ingin minum lebih banyak. Tapi setelah satu jam efek gula pun mulai terasa, yang bisa membuat uring-uringan dan mengantuk dan tubuh pun mulai membuang air dari cola bersama nutrisi-nutrisi penting lewat urine.
"Coke bukan hanya tinggi fruktosa dari sirup jagung tapi juga sarat garam rafinasi dan kafein," tulis Naik di blognya, dikutip dari Mirror.
Pilihan Editor: Alasan Pakar Diet Sebut Es Krim Baik buat yang Flu dan Sakit