Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Dokter Anak Ungkap Alasan MPASI Tak Boleh Didominasi Buah dan Sayur

Peran sayur dan buah tak boleh mendominasi saat pemberian MPASI karena ada zat bernama antinutrien yang biasanya banyak ditemukan dalam sumber serat.

21 Januari 2025 | 20.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi bayi makan MPASI (pixabay.com)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak di RSUD dr. Soetomo Surabaya, Meta Herdiana Hanindita, menyebut alasan peran sayur dan buah tidak boleh mendominasi saat pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) karena ada zat bernama antinutrisi yang biasanya banyak ditemukan dalam sumber serat. Antinutrisi adalah senyawa yang dapat ditemukan di dalam bahan makanan yang dapat mengganggu kemampuan tubuh menyerap nutrisi penting seperti mikronutrien yang terdiri dari vitamin dan mineral.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Antinutrien yang biasa terdapat pada plant based nutrition, baik dari sayur, buah, dan protein nabati, dapat menghambat penyerapan zat penting seperti zat besi dan zinc. Contohnya phytic acid, tanin, oxalic acid, goitrogen, dan lain sebagainya," kata Meta dalam webinar yang diselenggarakan IDAI, Selasa, 21 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa contoh sayur dan buah yang terkonfirmasi memiliki senyawa antinutrisi di antaranya daun bayam (mengandung asam oksalat, mencegah penyerapan kalsium), teh (mengandung tanin, mencegah penyerapan zat besi), kubis (mengandung goitrogenik, mencegah penyerapan yodium). Padahal dalam MPASI, nutrisi-nutrisi seperti zat besi, zinc, kalsium, dan yodium merupakan mikronutrien yang perlu dipenuhi sehingga anak bisa memiliki pertumbuhan dan perkembangan optimal di fase 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Prioritaskan protein hewani
Meta pun menyarankan bahan pangan serat seperti buah dan sayur, khususnya yang mengandung antinutrisi, sebaiknya dalam menu MPASI hanya berperan untuk dikenalkan, bukan menjadi santapan yang mendominasi. Kemudian agar MPASI efektif mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak sejak diberikan pada usia 6 bulan hingga 2 tahun, orang tua sebaiknya memberikan protein hewani.

Dari sisi gizi, anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI itu mengatakan protein hewani terbukti lebih mudah dicerna tubuh dalam hal menyediakan nutrisi mikronutrien. Beberapa contoh protein hewani yang terbukti memiliki kandungan mikronutrien dan lebih baik untuk diolah menjadi MPASI di antaranya hati ayam, daging sapi, kerang, dan ikan. Bahan-bahan tersebut terbukti memiliki kandungan mikronutrien yang tinggi, khususnya dari sisi zat besi dan zinc.

"Makanya pas MPASI sayur dan buah sifatnya pengenalan saja karena prioritasnya adalah pemberian protein hewani," tegas Meta.

Pilihan Editor: 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus