Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis anak Lanny Christine Gultom, meminta orang tua memperhatikan tata cara yang benar dalam memberikan makanan pendamping ASI atau MPASI pada anak agar tak mengganggu tumbuh kembangnya. Salah satunya, orang tua sebaiknya tidak memberikan diet vegetarian kepada anak yang masih dalam tahap perkembangan otak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ketika anak diberikan diet vegetarian ternyata ada defisiensi mikronutrien dan pada vegan hampir semua tidak memenuhi kebutuhan zat besi, kalsium, B12 dan sebagainya. Analisisnya, MPASI vegetarian atau vegan tidak boleh digunakan untuk bayi karena berisiko pada perkembangan otak,” kata Lanny dalam diskusi daring yang digelar Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kurang makro dan mikronutrien
Selain itu, kesalahan-kesalahan dalam memberikan MPASI di antaranya rendah makronutrien seperti karbohidrat, protein, dan lemak serta rendah mikronutrien seperti zat besi, seng, dan sebagainya. Menunda pemberian bahan makanan yang dianggap menimbulkan alergi pada bayi juga tidak diperbolehkan, seperti telur, ikan laut, dan hidangan laut lain. Memberikan tekstur makanan yang tidak sesuai dengan kemampuan bayi, memberikan madu di bawah usia setahun, dan memberi MPASI tanpa rasa pun tidak dianjurkan.
“Kebanyakan ibu-ibu bikin MPASI tapi enggak mau nyoba makanannya. Bagaimana anak mau lahap? Intinya rasa harus ada tapi tidak berlebihan,” kata anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu.
Lanny juga menganjurkan membuat MPASI dengan penyiapan yang benar. Pertama, menjaga kebersihan tangan dan alat-alat yang digunakan. Kedua, memisahkan makanan mentah dan matang. Ketiga, memasak sesuai suhu, dan terakhir menyimpan pada suhu yang tepat.
Pilihan Editor: Dokter Anak Ungkap Alasan MPASI Tak Boleh Diberikan Terlalu Dini