Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Kesehatan

Dokter Saraf Ungkap Beda Stroke dan Bells Palsy

Meski gejala sama-sama muncul di wajah, stroke dan bell's palsy berbeda menurut spesialis saraf. Apa saja bedanya?

29 Oktober 2024 | 16.35 WIB

Ilustrasi stroke. scrubbing.in
material-symbols:fullscreenPerbesar
Ilustrasi stroke. scrubbing.in

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wajah mencong sering membuat bingung apakah gejala stroke atau bell's palsy. Spesialis saraf di RSPI Jakarta, Sahar Aritonang, mengatakan perbedaan mendasar ada pada jenis saraf yang terpengaruh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Jadi biasanya kalau bell's palsy itu memang yang diserang saraf wajah yang kita sebut dengan saraf ketujuh. Sementara pada stroke bisa kena saraf ketujuh, bisa juga disertai keluhan-keluhan yang lain," kata lulusan Universitas Diponegoro itu dalam rangka Hari Stroke Sedunia, Selasa, 29 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, bell's palsy yang terkena adalah saraf ketujuh atau saraf wajah bagian tepi (perifer), yang berarti gangguan biasanya hanya terbatas pada area wajah tanpa disertai gejala lain seperti kelemahan anggota tubuh atau gangguan penglihatan yang umum terjadi pada stroke.

Sedangkan pada stroke, saraf ketujuh yang terdampak biasanya juga disertai gejala tambahan di tubuh lain, misalnya pasien mungkin mengalami kelemahan pada tangan atau kaki serta penglihatan yang terganggu. Cara membedakan keduanya cukup sederhana. 

Satu sisi wajah lumpuh total
Dalam kasus bell's palsy, satu sisi wajah lumpuh total, termasuk alis dan mata yang tak bisa menutup sempurna. Sementara pada stroke, kelemahan lebih banyak terjadi di bagian bawah wajah sehingga alis dan mata tetap dapat berfungsi normal.

"Jadi dikatakan bahwa bell's palsy itu total separuh wajahnya akan lumpuh. Sementara kalau pada stroke biasanya itu hanya wajah bagian bawah, di bawah mata sampai ke bibir itu biasanya yang pelot," ungkapnya.

Sahar juga menegaskan meski keduanya perlu penanganan cepat, stroke memiliki waktu emas untuk pengobatan. Dalam waktu 3,5-4 jam pertama, penderita stroke nonhemoragik atau akibat penyumbatan dapat diberikan obat trombolitik untuk menghancurkan gumpalan penyumbat. Penanganan cepat tersebut penting untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan yang lebih baik pada kedua kondisi tersebut.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus