Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Terlepas dari kemiripan ikan cakalang dan tongkol, keduanya memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari bentuk tubuh, warna tubuh, ukuran panjang badan, tekstur daging dan lain sebagainya. Selain itu, nyatanya cakalang dan tongkol juga memiliki fakta menarik lain yang membuat keduanya jelas terlihat berbeda. Salah satunya dari habitat tempat mereka hidup dan mencari makan.
Ikan cakalang
Ikan cakalang ini termasuk dalam kelompok perenang cepat dan suka melawan arus. Cakalang mempunyai pola makan yang tidak teratur atau rakus dan mencari makan berdasarkan pada penglihatannya. Krustasea, cephalopoda, dan moluska merupakan makanan cakalang. Jenis ini adalah mangsa penting untuk ikan besar di zona pelagik, atau yang dikenal juga sebagai skrip jack tuna.
Cakalang hidup berkelompok atau membuat sebuah kelompok dalam skala yang besar. Cakalang dapat hidup di suhu ideal antara 26°c hingga 32°c serta salinitas 33 persen. Ikan ini menyebar luas di seluruh perairan sub tropis dan tropis, antara lain lautan hindia, atlantik dan pasifik kecuali lautan mediterania. Cakalang juga sangat menyukai tempat dimana pertemuan antara arus terjadi yang biasanya ada di pulau-pulau.
Selain itu ikan ini juga terdapat di perairan terjadinya pertemuan antara masa air panas dan dingin, penaikan tekanan air dan parameter hidrografi yang ada pencampuran yang tidak tetap. Umumnya di siang hari, ikan cakalang akan terdapat di kedalaman 260 meter, dan umumnya pada malam hari akan muncul kepermukaan. Cakalang juga termasuk ikan yang tinggal di perairan laut lepas yang dekat dengan garis pantai.
Ciri-ciri Ikan Cakalang
Umumnya, cakalang yang banyak ditangkap panjangnya sekitar 50 cm. Namun pernah ada Cakalang terbesar yang didapatkan panjang badannya mencapai 1 meter dengan bobot tubuh lebih dari 18 kg. Adapun ciri-ciri morfologi ikan cakalang yaitu:
1. Tubuh berbentuk fusiform, memanjang dan agak lingkaran, tapis insang (gill rakes) berjumlah 53- 63 pada helai pertama.
2. Memiliki dua sirip punggung yang terpisah. Dimana 14 sampai 16 jari-jari yang keras terdapat di bagian sirip punggung pertama, dan jari-jari lemah pada sirip punggung kedua diikuti oleh tujuh hingga sembilan finlet.
3. Pada bagian dada, siripnya pendek. Di antara sirip perut, terdapat dua flops. bagian sirip anal diikuti dengan tujuh sampai delapan finlet.
4. Kecuali pada bagian barut badan (corselets) dan lateral line terdapat titik- titik kecil, selain itu tidak terdapat sisik di badannya.
5. Berwarna biru kehitaman (gelap) di sisi bawah bagian punggung, sedangkan perutnya berwarna keperakan. Pada bagian samping badannya, ada empat hingga enam buah garis-garis berwarna hitam yang memanjang.
Ikan tongkol
Ikan dengan nama latin euthynnus affinis ini adalah ikan laut yang hidup di perairan tidak terlalu dalam dekat pesisir di kawasan indo-pasifik barat. Tongkol memiliki sifat epipelagis dan neritik yang merupakan sifat menjelajahi perairan-perairan terbuka bersuhu 18 sampai 29 derajat C. Ikan yang panjang ukurannya maksimum sekitar 100 cm dengan bobot maksimum mencapai 13,6 kg ini, pada bagian sisi badan dan perut berwarna putih keperakan.
Daging tongkol mengandung komponen utama seperti air, protein, dan lemak yang berkisar antara 98 persen dari total berat daging. Ikan yang memiliki sisik kecuali pada bagian corselet dan gurat sisi ini juga memiliki banyak kandungan gizi seperti omega 3 dan omega-6, kandungan protein, kandungan epa, zat besi, iodium, flour, serta selenium.
PUSPITA AMANDA SARI
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini