Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Fakta tentang Buta Warna, karena Keturunan?

Buta warna adalah kondisi orang yang tak bisa membedakan warna-warna tertentu, biasanya antara hijau dan merah, kadang-kadang biru. Karena keturunan?

20 Desember 2023 | 15.26 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada orang yang tak bisa membedakan warna, buat mereka semua warna hampir terlihat sama. Itulah yang disebut buta warna, dan menjadi syarat mutlak yang tak diizinkan untuk banyak pekerjaan dan saat membuat surat keterangan sehat atau surat izin mengemudi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Apa itu buta warna? Ini adalah kondisi orang yang tak bisa membedakan warna-warna tertentu, biasanya antara hijau dan merah, kadang-kadang biru, jelas Natasha Herz, juru bicara Akademi Optalmologi Amerika dan dokter mata di Family Eye Care & Surgery di Rockville, Maryland, kepada Fox News Digital.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Herz, ada dua jenis sel di retina yang mendeteksi cahaya, batang dan kerucut (rod dan cone). Sel-sel kerucut mendeteksi warna dan terkonsentrasi di dekat pusat penglihatan. Otak menggunakan masukan dari sel ini untuk mengenali persepsi warna. Ada tiga jenis warna yang dilihat kerucut, merah, hijau, dan biru.

"Buta warna terjadi ketika salah satu atau lebih sel kerucut tak ada, tidak berfungsi atau tak normal mendeteksi warna yang berbeda," jelasnya.

Pada kasus buta warna parah, semua sel kerucut tak berfungsi. Pada kasus ringan, hanya sebagian sel yang tak bekerja. Penderita masih bisa membedakan warna dalam cahaya terang, tapi tak bisa dalam cahaya redup.

Apakah keturunan?
Kebanyakan orang mengalami buta warna sejak lahir. Tak sedikit yang mengalami karena kerusakan retina yang diturunkan ibu pada anak laki-laki, papar Herz. Kemudian, buta warna lebih banyak terjadi pada laki-laki.

"Diperkirakan satu dari 10 pria mengalami buta warna. Riset juga menyebut buta warna banyak dialami orang keturunan Eropa Utara," ujar Herz.

Meski jarang, buta warna juga mungkin terjadi di kemudian hari karena penyakit, pengobatan tertentu, atau trauma pada mata. "Jika mengalami perubahan saat melihat warna, segera periksakan ke dokter mata," sarannya.

Herz juga mengatakan tak ada pengobatan untuk buta warna. Meski kondisi ini tak berbahaya buat penderita dan mereka bisa hidup normal karenanya, buta warna bisa berbahaya jika penderita harus berada di tempat umum, misalnya jalan karena tak bisa membedakan warna lampu pengatur lalu lintas.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus