Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polda Metro Jaya ungkap alasan mengapa calon bintara Polri yang buta warna tidak lolos seleksi. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan mengatakan tidak buta warna adalah syarat mutlak untuk bisa menjadi anggota kepolisian.
Penjelasan ini disampaikan Zulpan menanggapi kasus seorang calon bintara bernama Fahrifadillah yang gagal seleksi meski sudah lolos untuk ikut pendidikan. Kasus ini viral di media sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zulpan mengatakan, seluruh anggota polisi tidak boleh buta warna karena menyangkut keselamatan dirinya dan masyarakat saat menjalani tugas. Misalnya, ketika yang bersangkutan ditempatkan sebagai polisi pengatur lalu lintas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Contohnya saat yang bersangkutan mengatur arus lalu lintas, tidak bisa lihat secara benar perbedaan lampu merah, kuning, hijau dalam pengaturan lalu lintas, ini bisa berdampak pada keselamatan yang bersangkutan dan keselamatan masyarakat di jalan raya," kata Zulpan saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin, 30 Mei 2022.
Aspek kesehatan ini menjadi syarat utama menjadi anggota polisi sehingga pemeriksaan kesehatan, termasuk buta warna, dilaksanakan secara berlapis-lapis. Hingga ada tahapan supervisi sebelum calon bintara yang lolos tahap awal mengikuti jenjang pendidikan sebagai bintara Polri.
"Untuk menjadi anggota Polri harus tidak buta warna, ini syarat utama dari sisi kesehatan yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat karena dampaknya akan sangat berbahaya sekali bagi yang bersangkutan dan juga bagi masyarakat," kata Zulpan.
Polda Metro Jaya mencatat, Fahrifadillah pernah mendaftar sebagai bintara polisi di Polda Metro Jaya pada 2021 dengan nomor peserta 031125-P0431. Pria kelahiran Jakarta, 10 Maret 2001 itu menurut Zulpan sudah 3 kali daftar sebagai calon bintara.
"Yang bersangkutan sudah daftar sebagai calon siswa bintara di Polda Metro Jaya sebanyak 3 kali sejak 2019," kata Zulpan.
Pada 2019 Fahrifadillah dalam mengikuti seleksi calon bintara. Namun, dia dinyatakan tidak memenuhi syarat pada tahap pemeriksaan kesehatan dengan diagnosa buta warna parsial.
Pada 2020, Fahrifadillah kembali mengikut tes seleksi calon bintara Polri, tapi gagal lagi setelah dinyatakan tidak memenuhi syarat dengan diagnosa buta warna parsial. Selanjutnya, pada 2021 dia kembali ikut seleksi, tapi kembali dinyatakan buta warna parsial saat dilaksanakan supervisi dan tes di RS Polri.
Baca juga: Viral Calon Bintara Polri Gagal Seleksi, Polda Metro Jaya: Buta Warna Parsial