Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sayuran punya kandungan gizi yang baik bagi tubuh, bahkan dalam piramida gizi jumlah sayuran termasuk harus paling banyak jumlah konsumsinya. Namun ternyata masih minat konsumsi sayur di Indonesia masih sangat minim.
Bukti fenomena minimnya konsumsi sayur di Indonesia terhimpun di dalam laporan infodatin Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) 2020, yang berdasarkan proporsi konsumsi kalori per kapita sehari menurut kelompok Komoditas Makanan Daerah bahwa konsumsi sayur-sayuran lenih banyak dikonsumsi di kawasan kota yakni 2,04 persen sedangkan di kawasan desa, konsumsi sayur sebanyak 1, 68 persen.
Pola konsumsi sayur sedikit pada sebagian orang, menurut penelitian disebabkan oleh faktor gen. Dalam penelitian yang dilakukan Universitas Kentucky menyebutkan TAS2R38 merupakan gen rasa yang terdapat dalam tubuh manusia, gen rasa tersebut terbagi jadi dua salinan gen rasa yang disebut AVI dan PAV.
Salinan gen rasa AVI adalah gen rasa di tubuh manusia yang membuat tidak sensitif pahit asalkan orang tersebut miliki dua salinan AVI, namun jika di tubuh terdapat satu salinan AVI dan PAV menjadikan tubuh lebih sensitif terhadap rasa pahit.
Maka tidak mengherankan jika sebagian orang punya tingkat kepahitan berbeda, sebab peran gen rasa mempengaruhinya. Sebagai informasi, gen rasa bukan hanya berlaku terhadap sensitas sayur-sayuran saja, namun juga terhadap kepekaan terhadap cokelat hitam, kopi, dan bir.
Walaupun demikian ada beberapa fakta unik tubuh terhadap ketidakseleraan akan sayur-sayuran, seperti yang dikutip dari healthyline.com menyebutkan bahwa individu yang tidak menyukai sayuran bakal menyukai sayuran seiring bertambahnya usia sebab dipengaruhi sensitifitas pengecap yang berkurang.
TIKA AYU
Baca juga: Tips Jitu Agar Anak Suka Makan Sayur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini