Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bertambahnya usia membuat beberapa pria mengalami masalah. Salah satunya adalah pembesaran prostat. Kondisi ini disebut dengan Hiperplasia Prostat Jinak (BPH) dan sering terjadi pada pria berusia 50 tahun ke atas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Web MD, dua gejala utama BPH adalah kesulitan memulai buang air kecil dan aliran yang mungkin berhenti beberapa kali selama proses tersebut. Gejala ini menjadi lebih umum terjadi pada usia lanjut dan bisa mempengaruhi rutinitas sehari-hari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Prostat, kelenjar yang membesar selama masa pubertas dan sekitar usia 25, dapat memberikan tekanan pada uretra, tabung yang membawa urin dari kandung kemih melalui penis.
Penting bagi pria untuk memahami gejala BPH, terutama yang dapat dikategorikan sebagai obstruktif dan yang dimulai di dalam kandung kemih. Gejala obstruktif ini di antaranya yaitu:
- Kesulitan memulai buang air kecil
- Perlu mengejan saat buang air kecil
- Aliran yang lemah
- Berhenti dan memulai kembali selama proses, dan keluarnya urin di akhir.
Sementara itu, perubahan pada kandung kemih dapat mencakup kebutuhan mendesak untuk buang air kecil, frekuensi buang air kecil lebih dari 8 kali sehari, perasaan kandung kemih tidak kosong setelah buang air kecil, dan bangun di malam hari untuk buang air besar.
Meskipun BPH dianggap sebagai kondisi penuaan, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola gejalanya. Dilansir dari Healthline, perubahan gaya hidup, seperti buang air kecil segera saat merasakan dorongan dan mengurangi konsumsi alkohol serta kafein, dapat membantu.
Latihan Kegel dan olahraga teratur juga dapat meredakan gejala. Selain itu, mempertahankan kehangatan tubuh menjadi faktor penting, karena kedinginan dapat memperburuk gejala.
Penting untuk memahami bahwa BPH bukanlah faktor peningkatan risiko kanker prostat, dan bukti pengobatan alami belum sepenuhnya terverifikasi. Dalam menghadapi tantangan kesehatan ini, berbicara dengan dokter adalah langkah pertama untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang opsi perawatan yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Satu teori menyebutkan bahwa BPH adalah kondisi yang disebabkan oleh bertambahnya usia di mana testosteron dalam tubuh menurun (testosteron rendah). Pada saat yang sama, kadar estrogen tetap sama.
Perubahan hormon ini dapat menyebabkan sel prostat tumbuh. Namun, orang yang mengonsumsi testosteron tambahan dapat mengembangkan atau memperburuk BPH.
Orang yang lebih tua juga memiliki tingkat dihidrotestosteron (DHT) yang lebih tinggi. DHT adalah bentuk testosteron yang lebih kuat yang meningkatkan ukuran prostat.
BPH dan kanker prostat bukan kondisi yang sama. Kanker prostat hampir selalu tanpa gejala dan diidentifikasi oleh peningkatan kadar antigen spesifik prostat (PSA) atau nodul prostat. Ini juga merupakan kondisi yang lebih serius dari pembesaran prostat (BPH)..