Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri punggung termasuk masalah kesehatan yang dialami banyak orang. Menurut Asosiasi Ahli Bedah Saraf Amerika, penderita nyeri punggung berisiko mengalami disk herniation atau masalah pada tulang belakang, di mana bantalan pada tulang belakang robek atau rusak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Membungkuk, mengangkat berat, dan memuntir badan meningkatkan risiko masalah tersebut. "Setiap pergerakan meningkatkan tekanan di antara bantalan dan bisa menyebabkan disk herniation tapi tiga gerakan tersebut yang paling berbahaya," ujar pakar bedah saraf di New York, Dr. Arthur Jenkins, kepada HuffPost.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Macam gerakan yang dinilai berbahaya adalah membersihkan salju dengan sekop karena badan pasti akan membungkuk, apalagi kalau salju sudah keras sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk menghancurkannya.
"Contoh gerakan lain adalah mengeluarkan kursi bayi dari mobil karena orang harus membungkuk karena pintu mobil yang pendek, ditambah gerakan memuntir badan saat mengeluarkannya," tambahnya.
Tak harus operasi
Kebanyakan penderita nyeri punggung khawatir satu-satunya jalan penyembuhan adalah operasi. Padahal operasi hanya salah satu pilihan, kata Dr. Meredith Warner, spesialis bedah ortopedi, dan tak semua nyeri punggung disebabkan masalah diska.
"Kebanyakan orang mengalami nyeri punggung di masa remaja sampai awal umur 20-an. Nyeri punggung termasuk kondisi kronis dengan episode biasa berupa ketidaknyamanan. Jarang masalah ini cedera sungguhan," ujarnya.
Warner kurang menyarankan istirahat total pada penderita. Ia justru meminta penderita tetap aktif menjalankan fungsinya, selain rehabilitasi. "Ini termasuk aktivitas seperti yoga dan intrevensi seperti terapi fisik," sarannya.