Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Gerakan yang Tak Dianjurkan Pakar pada Penderita Nyeri Punggung

Spesialis bedah saraf tak menganjurkan penderita nyeri punggung untuk melakukan berbagai aktivitas berikut beserta alasannya.

3 Mei 2024 | 22.06 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Nyeri punggung

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Nyeri punggung termasuk masalah kesehatan yang dialami banyak orang. Menurut Asosiasi Ahli Bedah Saraf Amerika, penderita nyeri punggung berisiko mengalami disk herniation atau masalah pada tulang belakang, di mana bantalan pada tulang belakang robek atau rusak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Membungkuk, mengangkat berat, dan memuntir badan meningkatkan risiko masalah tersebut. "Setiap pergerakan meningkatkan tekanan di antara bantalan dan bisa menyebabkan disk herniation tapi tiga gerakan tersebut yang paling berbahaya," ujar pakar bedah saraf di New York, Dr. Arthur Jenkins, kepada HuffPost

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Macam gerakan yang dinilai berbahaya adalah membersihkan salju dengan sekop karena badan pasti akan membungkuk, apalagi kalau salju sudah keras sehingga memerlukan tenaga ekstra untuk menghancurkannya. 

"Contoh gerakan lain adalah mengeluarkan kursi bayi dari mobil karena orang harus membungkuk karena pintu mobil yang pendek, ditambah gerakan memuntir badan saat mengeluarkannya," tambahnya.

Tak harus operasi
Kebanyakan penderita nyeri punggung khawatir satu-satunya jalan penyembuhan adalah operasi. Padahal operasi hanya salah satu pilihan, kata Dr. Meredith Warner, spesialis bedah ortopedi, dan tak semua nyeri punggung disebabkan masalah diska.

"Kebanyakan orang mengalami nyeri punggung di masa remaja sampai awal umur 20-an. Nyeri punggung termasuk kondisi kronis dengan episode biasa berupa ketidaknyamanan. Jarang masalah ini cedera sungguhan," ujarnya.

Warner kurang menyarankan istirahat total pada penderita. Ia justru meminta penderita tetap aktif menjalankan fungsinya, selain rehabilitasi. "Ini termasuk aktivitas seperti yoga dan intrevensi seperti terapi fisik," sarannya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus