Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MUS Mulyadi, 65 tahun, tak mengira bakal menjadi buta setelah menjalani operasi mata di sebuah rumah sakit di Cikini, Jakarta Pusat, akhir bulan lalu. Padahal sebelumnya penyanyi keroncong ini sudah dua kali menjalani operasi mata yang sama. ”Tapi ketika itu tidak terjadi apa-apa dan bisa melihat lebih baik,” kata Mus Mujiono, adik Mus Mulyadi, kepada Tempo, Rabu pekan lalu. Sebelum dioperasi, penyanyi yang dikenal dengan julukan ”buaya keroncong” itu berobat ke rumah sakit karena dalam beberapa bulan terakhir mengalami rabun mata.
Mujiono mengatakan, menurut dokter yang selama ini menangani kesehatan mata kakaknya, kebutaan suami penyanyi Helen Sparringa itu disebabkan penyakit diabetes yang dideritanya sejak 1980-an. ”Istilahnya glaukoma, tidak ada faktor lain,” kata Mujiono.
Kadar gula darah yang diderita anak ketiga dari delapan bersaudara ini, menurut Mujiono, pernah mencapai 400 mmol/L (millimoles per liter). ”Bukan beliau saja yang kena diabetes, saya juga,” ujar Mus Mujiono, yang juga penyanyi. ”(Penyakit) keturunan sepertinya.”
Selain itu, Mus Mujiono menambahkan, selama beberapa bulan terakhir, kakaknya sangat sibuk sehingga pola makan dan istirahatnya tidak teratur. Jadwal rekaman, menyanyi solo untuk musik dangdut dan keroncong, serta tampil di berbagai acara, semua berlangsung bersamaan.
Setelah operasi, pelantun tembang Dinda Bestari, Telomoyo, dan Jembatan Merah ini memang tidak buta total. Dia masih bisa melihat sinar, misalnya sinar telepon seluler. ”Penglihatannya berkurang 90 persen,” ujarnya. Kini Mus Mulyadi lebih banyak menghabiskan waktu beristirahat di rumah. Kendati penglihatannya terbatas, Mus Mulyadi yang telah merilis 80 album keroncong ini tetap berkarya dengan menciptakan lagu, menyanyi, dan memberikan pelayanan di gereja.
Untuk pemulihan, Mus Mulyadi masih rutin memeriksakan matanya di rumah sakit yang sama serta meminum obat. ”Kami masih optimistis, penglihatannya dapat normal seperti sediakala,” kata Mus Mujiono. Setelah operasi dilakukan, Mus Mulyadi juga belum melakukan upaya lain untuk memulihkan penglihatannya. ”Kami berfokus ke pengobatan secara medis,” ujarnya.
Rini Kustiani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo