Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Ratih Ibrahim mengatakan, konten seksual perlu dikritisi agar tak jadi konsumsi anak di bawah umur menanggapi kehebohan di media sosial terkait dengan konten GIF porno di WhatsApp. Orangtua pun mempunyai peran untuk menghindari anak dari konten berbau pornografi.
Ratih memaparkan, ada tiga cara yang dapat dilakukan orangtua. Pertama, jangan menjadikan isu penyebaran konten pornografi sebagai sesuatu yang sensasional. Maksudnya, orangtua tak perlu menghebohkan atau mendiskusikan isu itu di dekat anak-anak. “Kita juga harus sadar bahwa anak innocent, pada saat kita heboh mereka kan dengar. Tanpa sadar kita memaparkan itu dan membuat anak ingin tau,” kata Ratih ketika dihubungi Tempo, Senin, 6 November 2017. Baca: Fotografer Sosialita, 1 Baju Dipotret 50 Kali
Kedua, orangtua perlu memerhatikan seberapa bebas memberikan akses teknologi kepada anak-anak. Orangtua bertanggung jawab atas penggunaan alat komunikasi seperti telepon genggam oleh anak-anak. Orangtua harus membekali bahwa aplikasi chatting digunakan untuk berkomunikasi sewajarnya. Intinya, memantau penggunaan gadget oleh anak menjadi penting. “Pantau penggunaan gadget dan pola komunikasi anak, sehingga kemungkinan kecil anak-anak terpapar konten pornografi,” ujar Ratih.
Ketiga adalah tidak mencari konten pornografi di seluler anak. Sebab, kata Ratih, apa pun yang dicari lewat teknologi saat ini dapat terekam. Hal itu justru meningkatkan potensi munculnya konten yang sebelumnya ditelusuri. “Kita perlu belajar tiap kali mencari suatu konten, mesin akan ikuti jejak kita,” katanya.
Selama anak menggunakan telepon genggam, lanjut Ratih, orangtua dapat menjalankan tugasnya untuk mengawasi. Caranya, miliki koneksi atau hubungan yang dekat dengan anak. Dengan begitu, orangtua bisa peka terhadap sikap dan perilaku anak. “Kita orangtua kadang melewatkan hal itu,” katanya. Baca: Pentingnya Fotografer untuk Kegiatan Sosialita, Simak Kisahnya
Sebuah pesan tersebar ihwal graphics interchange format (GIF) WhatsApp yang dapat mencari konten porno beredar. Pesan itu berisi imbauan kepada orangtua, khususnya ibu-ibu, bahwa kini video porno dapat dicari melalui WhatsApp. Pesan itu juga memaparkan tahapan pencarian konten pornografi yang bisa diakses di smartphone berbasis Android ataupun iOS.
Terkait hal tersebut, WhatsApp menyatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah Indonesia. Namun, juru bicara WhatsApp mengaku tak bisa memonitor GIF di WhatsApp lantaran konten-konten di WhatsApp memiliki enkripsi end-to-end.
Fitur GIF ini dikenalkan WhatsApp pada tahun lalu melalui telepon seluler dengan sistem iOS terlebih dulu, disusul kepada pengguna WhatsApp dengan ponsel berbasis Android pada Maret tahun ini. Fitur ini merupakan hasil kerja sama antara WhatsApp dan produsen GIF ternama, Giphy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini