Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Terkadang, tak sedkit orang belum memahami perbedaan impotensi dan ejakulasi dini pada pria.
Sama-sama menjadi masalah seksualitas pria, begini beda impotensi dan ejakulasi dini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Impotensi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Impotensi merupakan kondisi di mana pria tidak dapat mempertahankan ereksi penis saat atau ketika akan melakukan hubungan seksual. Masalah ini dapat terjadi pada pria muda, paruh baya, dan usia tua.
Mengutip British Pregnancy Advisory Service atau BPAS di situsnya bpas.org, impotensi dapat disebabkan alasan fisik dan psikologis.
Alasan fisik termasuk efek samping dari pengobatan (terutama obat untuk tekanan darah atau depresi), penyakit atau infeksi lain, diabetes, merokok dan atau minum alkohol berlebihan, kelebihan berat badan, kerusakan arteri, dan penggunaan obat-obatan rekreasional seperti kokain.
Sementara itu, alasan psikologis untuk impotensi mungkin termasuk stres yang berhubungan dengan seks dan atau bagian lain dari hidup, kekhawatiran tentang hubungan seksual saat ini, depresi dan kelelahan, perasaan bersalah tentang kinerja seksual atau kesehatan seksual.
Lantas bagaimana dengan ejakulasi dini?
Ejakulasi Dini
Ejakulasi dini ialah ketika ejakulasi atau klimaks (keluar air mani dari penis) terjadi begitu cepat, di luar harapan pria dan pasangan seksualnya.
Kondisi ini mungkin membuat pria depresi, karena dapat menyebabkan aktivitas seksual menjadi kurang menyenangkan, menurunnya kualitas seksual, dan pasangan mungkin tidak terpuaskan.
Berdasar Mayoclinic di situsnya mayoclinic.org, ejakulasi dini dibagi menjadi dua: premier dan sekunder, dengan indikasi penyebab termasuk psikologis dan biologis.
Secara psikologis, ejakulasi dini mungkin disebabkan baru berhubungan seksual, pelecehan seksual, citra tubuh yang buruk, depresi, kekhawatiran tentang ejakulasi dini, dan perasaan bersalah yang meningkatkan kecenderungan untuk terburu-buru melakukan hubungan seksual.
Sementara itu, sejumlah faktor biologis yang mungkin berkontribusi terhadap ejakulasi dini termasuk: kadar hormon yang tidak normal, tingkat abnormal bahan kimia otak yang disebut neurotransmiter, peradangan dan infeksi pada prostat atau uretra, serta sifat bawaan. Begitulah sederet bedanya dengan impotensi.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga : Benarkah Terlalu Lama Bersepeda Bisa Sebabkan Pria Impoten?